Kaji Lagi Rencana Sekolah Tatap Muka
Libatkan IDI, IDAI, hingga Persakmi
SURABAYA, Jawa Pos − Pemkot Surabaya berencana membuka kembali sekolah tahun ini. Namun, rencana itu ternyata belum tentu berjalan dalam waktu dekat. Pasalnya, kegiatan tersebut membutuhkan kajian mendalam.
Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 di Surabaya Irvan Widyanto menjelaskan, sejatinya pemkot sudah menetapkan waktu pembukaan kembali sekolah. Yaitu, pada pertengahan Januari ini sesuai dengan imbauan pemerintah.
Namun, pemkot tidak ingin terburu-buru. Sebelum mengambil keputusan, persiapan sangat serius harus dilakukan. Tujuannya, pembelajaran tatap muka itu berjalan lancar. Tidak memicu timbulnya klaster sekolah.
Irvan menjelaskan, sudah ada koordinasi internal pemkot. Dalam pertemuan itu, memang diputuskan sebelum membuka sekolah, pemkot perlu mendapatkan telaah dari akademisi dan pakar, khususnya ahli epidemiologi. ”Agar keputusan yang dihasilkan tepat,” jelas Irvan yang juga menjadi kepala badan penanggulangan bencana dan perlindungan masyarakat (BPB linmas).
Dalam waktu dekat, pemkot akan mengundang sejumlah stakeholder. Mulai pakar kesehatan dari kampus, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), serta Perhimpunan Sarjana dan Profesional
Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi).
Dalam pertemuan itu, sejumlah aspek bakal ditelaah. Misalnya, indikator protokol kesehatan (prokes). Setiap sekolah harus memenuhi sarana dan prasarana terkait protokol kesehatan. Mulai menyediakan tempat cuci tangan, mengatur jarak di dalam kelas, hingga memenuhi syarat ventilasi. ”Nanti kembali dilihat,” paparnya.
Kesehatan guru dan siswa juga bakal dibahas dalam pertemuan tersebut. Pemkot berencana menggelar kembali uji usap untuk siswa dan pendidik guna memastikan seluruhnya tidak terpapar Covid-19.
Mantan Kasatpol PP Surabaya tersebut menjelaskan, kajian dari para pakar bakal lebih detail dalam mengatur penyelenggaraan pembelajaran tatap muka. Selain itu, mempertimbangkan situasi pandemi korona di Surabaya. ”Kalau situasinya (pandemi Covid19) masih tinggi, menjadi pertimbangan,” terangnya.
Kesehatan warga memang menjadi perhatian pemkot. Penyelenggaraan sekolah tatap muka diharapkan tidak memicu persebaran Covid-19. Dengan demikian, Surabaya semakin cepat membaik dan perekonomian bisa cepat pulih lagi.
Sejumlah langkah sudah dilakukan pemkot untuk membendung virus korona. Salah satunya memberikan dana stimulan kepada seluruh kampung tangguh yang mengajukan bantuan hibah itu.
Sekda Pemkot Surabaya Hendro Gunawan mengatakan, 650 kampung tangguh sudah mendapatkan dana stimulan. Besarnya masing-masing Rp 5 juta. ”Sudah ditransfer akhir tahun lalu,” ucapnya.
Dengan dana itu, dia berharap warga ikut menjaga kampungnya lewat sejumlah kegiatan. Misalnya, penyemprotan disinfektan secara berkala. Juga memelototi aktivitas warga. Terutama yang terkait dengan penggunaan masker dan disiplin jaga jarak di kampung masing-masing.