Per Hari Ada 10 Warga Positif Covid-19
Dari Hasil Rapid Test Antigen di Terminal 1 Bandara Juanda
SURABAYA, Jawa Pos — Banyak temuan calon penumpang pesawat yang positif Covid-19. Tercatat, 181 orang dinyatakan positif setelah melajani rapid test antigen di area parkir Terminal 1 Bandara Juanda sejak layanan tersebut dibuka pada Jumat (18/12). ”Yang dinyatakan positif mendapatkan rekomendasi perawatan dan isolasi di wilayah masing-masing,” kata petugas layanan rapid test antigen Amirul Suaibah kemarin (1/1).
Sejak ditetapkan sebagai persyaratan naik pesawat layanan, layanan rapid test antigen di area parkir Bandara
Juanda selalu dipadati calon penumpang. Pantuan Jawa Pos kemarin, tampak ratusan calon penumpang menunggu proses pemeriksaan tersebut.
”Hari ini (kemarin, Red) mulai ramai lagi karena sudah masuk arus balik,” ucap Amirul. Sekitar pukul 11.00, tercatat sudah 600 orang mendaftar untuk syarat naik pesawat itu.
Ditanya soal data jumlah harian yang positif setelah rapid test antigen, Amirul mengatakan, jumlahnya tidak banyak. Kurang dari 10 persen dari pendaftar. Tapi, setiap hari memang ada yang positif, sekitar 10 orang.
Untuk yang positif, tim akan langsung memberikan rekomendasi kepada penumpang. Mereka bakal diminta untuk mengikuti tes swab PCR. Untuk memastikan kondisi. Apakah positif atau dinyatakan negatif. ”Rujukannya kami berikan,” jelasnya.
Namun, jika penumpang tersebut menolak, akan diminta menandatangani surat penolakan rujukan. Itu sebagai bukti bahwa yang bersangkutan menolak dan akan dijadikan data. Nanti bukti diserahkan ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya Juanda.
Amirul mengatakan, puncak calon penumpang yang mengikuti rapid test antigen di Bandara terjadi pada 22—24 Desember. Saat itu, dalam sehari, pendaftar rapid antigen mencapai lebih dari seribu orang. ”Akhir Desember mulai turun, awal Januari ini naik lagi,” katanya.
Sementara itu, meski dinyatakan positif dari hasil rapid test antigen, beberapa calon penumpang tercatat nekat tetap ingin terbang. KKP Kelas 1 Surabaya merekap, pada 20—27 Desember, sebanyak 19 penumpang terpaksa ditolak untuk naik karena kondisi kesehatan.
”Setelah kami validasi surat yang dibawa, mereka dinyatakan reaktif,” ucap Kasi Pengendalian dan Karantina KKP Kelas 1 Surabaya dr Ririn Puspitasari. Mereka langsung diminta untuk balik dan menjalani perawatan.
Alasan mereka nekat terbang juga macam-macam. Ada yang terdesak kepentingan, ingin bekerja, dan bisa juga cobacoba.