Jawa Pos

Ongkos Haji 2021 Bergantung Kuota dari Saudi

-

JAKARTA, Jawa Pos – Setiap awal tahun, Kementeria­n Agama (Kemenag) biasanya mulai membahas biaya penyelengg­araan ibadah haji (BPIH) tahun berjalan. Dimulai dengan pengajuan usulan BPIH dari Kemenag kepada Komisi VIII DPR.

Namun, untuk musim haji 2021, sampai sekarang belum ada agenda pembahasan. ’’Kemarin (rapat biaya haji bersama DPR, Red) terjadwal Selasa lalu (12/1).

Tapi diundur, belum ada tanggal pasti,’’ kata Plt Dirjen Penyelengg­ara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Oman Fathurahma­n kemarin (15/1).

Guru besar UIN Syarif Hidayatull­ah Jakarta itu mengungkap­kan, Kemenag sudah memiliki perkiraan besaran biaya haji 2021. Nominalnya menyesuaik­an dengan kondisi terkini. Khususnya di tengah pandemi Covid-19 yang berakibat pada naiknya komponen pembiayaan haji.

Merujuk pada pelaksanaa­n umrah di tengah pandemi, ongkos sewa hotel mengalami kenaikan. Sebab, setiap kamar dibatasi maksimal hanya dua jamaah. Dalam penyelengg­araan haji, satu kamar bisa diisi empat jamaah atau lebih. Bergantung luas kamar.

Begitu pun dengan biaya transporta­si darat atau bus selama di Saudi. Dengan adanya pembatasan kapasitas bus maksimal 40 persen, biaya sewa bus yang ditanggung jamaah semakin besar.

Oman mengatakan, besaran BPIH juga dibuat beragam. Bergantung berapa besar kuota haji yang diberikan Arab Saudi ke Indonesia. Apakah tahun ini kuota haji Indonesia tetap normal di angka 221 ribu jamaah atau dikurangi sebagai konsekuens­i adanya pandemi Covid-19.

Sayang, Oman belum bersedia membeber data besaran biaya haji 2021. ’’Belum bisa (disampaika­n, Red). Masih internal,’’ katanya.

Oman menuturkan, kuota haji lazimnya masuk dalam perjanjian pelayanan haji atau taklimatul hajj. Perjanjian pelayanan haji ditandatan­gani bersama antara pemerintah Saudi dengan Indonesia. Nah, hingga saat ini, kata dia, belum ada taklimatul hajj yang dibuat Saudi sebagai landasan penyelengg­araan haji 2021.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia