Jawa Pos

FK Unair Luncurkan Aplikasi DokterSafe

-

SURABAYA, Jawa Pos – Angka kematian tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia menduduki urutan kelima tertinggi sedunia. Per Desember 2020, jumlah nakes meninggal karena Covid-19 mencapai 507 orang. Karena itu, Fakultas Kedokteran (FK) Universita­s Airlangga (Unair) menciptaka­n aplikasi DokterSafe.

Soft launching aplikasi DokterSafe karya FK Unair tersebut digelar di kantor Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya kemarin (15/1). Baru lima hari dimasukkan ke PlayStore, sudah ada lebih dari 1.000 pengunduh. Bahkan, aplikasi tersebut menjadi trending nomor 1 di PlayStore bidang kesehatan kemarin.

Dekan FK Unair sekaligus supervisor DokterSafe Prof dr Budi Santosa SpOG (K) mengatakan bahwa DokterSafe merupakan media informasi, komunikasi, dan edukasi dalam upaya perlindung­an dan keselamata­n dokter dan tenaga kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19

Aplikasi tersebut dibuat karena semakin banyak kasus kematian nakes akibat Covid-19. Bukan hanya dokter, melainkan juga perawat dan nakes lainnya. ’’Kami sangat prihatin atas itu. Dari banyak diskusi, kami memikirkan lewat aplikasi ini (DokterSafe, Red),’’ katanya.

Pria yang karib disapa Prof Bus itu menuturkan, jumlah kematian dokter dan nakes terus bertambah. Berdasar data Desember 2020, total ada 507 orang yang meninggal karena Covid-19. Sekitar 188 orang adalah dokter, sisanya nakes dan lain-lain. ’’Ini salah satu bentuk sumbangan kami untuk menurunkan angka kematian dokter dan nakes,’’ ujarnya.

Budi menjelaska­n bahwa aplikasi tersebut tidak hanya dikhususka­n dokter, tetapi juga para perawat, dokter gigi, analis, dan tenaga yang terlibat dalam penanganan Covid-19. Di dalamnya banyak layanan dan informasi yang tepercaya dari berbagai bidang kesehatan. Salah satunya, layanan self assessment. Yakni, layanan untuk mendeteksi risiko dan kondisi dokter maupun nakes terhadap Covid-19. Hal itu sangat penting sebagai bentuk kewaspadaa­n dan mencegah penularan Covid-19.

Aplikasi tersebut juga menyiapkan self assessment terhadap kejadian ikutan pascaimuni­sasi (KIPI) vaksin Covid-19.

’’Yang berbeda, konten terkait informasi terhadap dokter gigi, bidan, perawat, dan lain-lain dibuat dengan melibatkan organisasi masing-masing profesi. Jadi, petunjuk penanganan­nya jelas dan tepat,’’ kata dia.

Begitu juga pada layanan self assessment. Self assessment pada aplikasi DokterSafe telah dibuat mendekati kesempurna­an. Sebab, para dokter yang terlibat di dalamnya mengetahui informasi terkini dari World Health Organizati­on (WHO). ’’Jadi, semua informasi dan panduan sangat detail dan tepat,’’ ujarnya.

Saat ini, aplikasi tersebut sudah dapat diunduh di PlayStore. Hingga kemarin, sudah lebih dari 1.000 pengunduh DokterSafe. ’’Target kami lebih banyak lagi. Dan, aplikasi ini juga terus dikembangk­an,’’ tuturnya.

Manajer Eksternal DokterSafe dr M. Yusuf SpOG (K) mengatakan baahwa aplikasi tersebut dibuat agar para dokter dan nakes tidak salah informasi terkait Covid-19. Selain itu, DokterSafe dilengkapi nomor hotline serta nomor telepon mitigasi di setiap wilayah di Indonesia. Jadi, ketika para dokter maupun nakes ke suatu daerah dan membutuhka­n bantuan, mereka bisa langsung menghubung­i tim mitigasi di daerah tersebut. ’’Kami usahakan informasi tersebut lengkap dari seluruh wilayah di Indonesia,’’ jelasnya.

 ?? SEPTINDA AYU/JAWA POS ?? LINDUNGI NAKES: Prof dr Budi Santosa SpOG (tiga dari kanan) menunjukka­n aplikasi DokterSafe di FK Unair kemarin.
SEPTINDA AYU/JAWA POS LINDUNGI NAKES: Prof dr Budi Santosa SpOG (tiga dari kanan) menunjukka­n aplikasi DokterSafe di FK Unair kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia