Tahap Pertama Tuntas Tiga Minggu
16 Orang Jalani Vaksinasi Antikorona di Balai Kota
SURABAYA, Jawa Pos – Proses vaksinasi antikorona berlangsung di Taman Surya kemarin. Sebanyak 16 orang lebih dulu menjalani penyuntikan. Rencananya, pada proses selanjutnya, vaksinasi difokuskan kepada para tenaga kesehatan di 63 puskesmas dan 46 rumah sakit. Tahap pertama ditargetkan tuntas tiga minggu. Bila 70 persen warga mendapatkan penyuntikan vaksin, virus korona bisa dikendalikan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Febria Rachmanita menyebutkan tahap pertama bagi tenaga kesehatan. Kedua, tenaga pelayanan. ”Warga nanti pada tahap ketiga dan keempat,” jelasnya. Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, Surabaya mengusulkan 1,9 juta warga divaksin. Vaksinasi diperkirakan tuntas 15 bulan
Whisnu menjalani vaksinasi kemarin. ”Wani adalah semboyan arek Suroboyo. Jadi, jangan takut divaksin. Mosok Bonek wedi karo dom (masak Bonek takut sama jarum),” ucap Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana di depan peserta yang hendak menjalani vaksinasi.
Tujuan Whisnu memberikan motivasi. Kalimat itu tidak hanya diucapkan untuk 15 orang yang bakal menjalani suntik vaksin Covid-19. Namun, juga penyemangat untuk seluruh warga Kota Pahlawan.
Sebelum menjalani vaksinasi, WS, sapaan akrab Whisnu Sakti Buana, melakukan serangkaian tahapan. Awalnya, dia menyerahkan bukti SMS blast di meja pertama. Tidak sampai lima menit, proses registrasi itu tuntas. Politikus PDIP tersebut beranjak ke meja kedua untuk menjalani skrining. Petugas memeriksa tekanan darah. Juga memberikan 16 pertanyaan.
Saat disuntik, WS sempat mengacungkan ibu jari. Sebagai tanda, dia tidak merasa sakit. Selain itu, memberikan pesan bahwa vaksin aman. Kegiatan di balai kota tersebut merupakan penanda dimulainya vaksinasi Covid-19 di Surabaya. Sebanyak 16 orang mengikuti vaksinasi perdana tersebut. Sebagai pembuka, forkopimda dipilih untuk menjajal vaksin Sinovac.
WS menjelaskan, mulai kemarin 109 fasilitas kesehatan (faskes) menggelar vaksinasi. Untuk tahap awal, vaksinasi menyasar tenaga kesehatan (nakes). ”Seluruh perawat dan dokter mendapatkan vaksin,” terangnya.
Jumlah penerima vaksin awal itu mengalami penambahan. Awalnya, pemkot hanya mengajukan 12 nama. Namun, pada detik-detik akhir, jumlahnya bertambah.
Tambahan itu berasal dari kalangan dewan. Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono menjelaskan, jauh-jauh hari dirinya menyampaikan agar legislatif mengikuti vaksinasi. ”Namun, menjelang penutupan pendaftaran, tidak ada yang mendaftar,” jelasnya.
Sebelum ditutup, akhirnya dua wakil rakyat memutuskan ikut vaksinasi. Yaitu, Adi serta Sekretaris Komisi B Mahfudz. ”Semoga yang lain nanti ikut menyusul,” ucap pria yang akrab disapa Awi itu.
Sementara itu, Febria Rachmanita menjelaskan, selepas menjalani vaksinasi, orang yang disuntik disarankan beristirahat sejenak serta tidak melakukan pekerjaan berat.
Sebagai antisipasi efek samping dari antivirus, dinkes terus memantau kondisi pasien lewat aplikasi yang dirancang pemerintah. ”Jika ada keluhan, kami langsung tangani,” paparnya.
Selepas pencanangan imunisasi, pemkot terus melanjutkan vaksinasi. Penyuntikan vaksin itu dilakukan di 109 fasilitas kesehatan. Yaitu, 63 puskesmas dan 46 rumah sakit. Tahap pertama menyasar petugas kesehatan.
Whisnu menjelaskan, seluruh nakes sudah didaftarkan untuk mengikuti imunisasi itu. Totalnya 33.027 dokter dan perawat. ”Saya cek sudah mendapatkan SMS blast semua,” paparnya. Setelah melakukan proses registrasi, nakes akan memilih tanggal dan tempat pelaksanaan vaksinasi.
Di puskesmas, penyelenggaraan vaksinasi sama dengan di balai kota. Ada empat meja yang disediakan. ”Tidak lebih dari setengah jam rampung,” paparnya.
Politikus PDIP itu menargetkan vaksinasi berjalan selama tiga minggu. Satu hari 1.000 nakes disuntik vaksin.
Sementara itu, vaksinasi juga mulai dilakukan di beberapa rumah sakit. Kemarin (15/1) sebanyak 80 tenaga medis menerima suntikan pertama vaksin Covid-19 di National Hospital. Angka tersebut terbilang banyak karena pelaksanaannya mundur dari jadwal awal. Marketing National Hospital Michael Ivan Reinald mengatakan, vaksinasi seharusnya dimulai Kamis (14/1). ”Jadi, seharusnya per hari 40 orang. Namun, ada keterlambatan distribusi vaksin di hari sebelumnya,” ucap pria yang akrab disapa Rere itu.
Tenaga medis yang menerima vaksin berasal dari National Hospital dan beberapa institusi kesehatan lainnya. CEO National
Hospital Adj. Prof Hananiel Prakasya Widjaya mengatakan, pihaknya dipilih sebagai lokasi karena menjadi rumah sakit rujukan sejak tahun lalu. ”Mereka bisa mengajukan lokasi dan memilih jadwal sesuai rutinitas masing-masing,” ucap dr Cynthia Dewi Wijaya, vaksinator yang bertugas kemarin.
Vaksin disuntikkan di lengan kiri, yaitu di jaringan intramuscular. Rasa nyeri dan pegal mungkin akan dirasakan di area lengan untuk beberapa hari. ”Itu reaksi wajar ya. Jadi, kami edukasi juga mereka sebelum vaksin diberikan,” tutur Cynthia.