Rancang Alat Pengolah Biji Kemiri
SURABAYA, Jawa Pos – Mahasiswa Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berinovasi untuk pemberdayaan masyarakat. Terbaru, mereka merancang alat pengolah biji kemiri menjadi minyak. Saat ini alat tersebut didistribusikan untuk masyarakat Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Lombok Barat.
Salah seorang anggota tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) ITS, Aditya Yoga Eka Nugraha, menyatakan, Desa Pakuan memiliki sumber daya tanaman biji kemiri yang melimpah. Namun, belum dimanfaatkan secara optimal. Harga jual biji kemiri utuh dari petani Rp 10 ribu–Rp 20 ribu. ’’Kalau biji kemiri diolah terpisah dari cangkang dan menjadi minyak, nilai jualnya naik beberapa kali lipat,’’ katanya.
Yoga menuturkan, alat pengolah biji kemiri itu dibuat dengan konsep manufaktur. Keunggulannya adalah dapat memecah biji kemiri dalam jumlah banyak sekaligus. Hasilnya langsung diolah menjadi minyak kemiri. ’’Alat itu melalui pengujian terlebih dahulu sebelum dikirim ke Desa Pakuan,’’ ujarnya.
Alat tersebut dibuat dalam waktu empat bulan. Kemudian, penggunaannya telah disosialisasikan kepada masyarakat. Para petani biji kemiri pun langsung memanfaatkannya. ’’Bahkan, kami menerima pesanan sejak produk kami tawarkan,’’ katanya.
Yoga menambahkan, masyarakat Desa Pakuan menyambut baik alat pemecah biji buatan timnya. Mereka berharap dapat membantu meningkatkan penghasilan desa serta mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). ’’Para petani ingin alat ini segera dikomersialkan lebih banyak,’’ tuturnya.