Tiada Hari tanpa Melukis
Kegiatan Rutin Ketua IWPI Jatim Esti S. Ardian
SURABAYA, Jawa Pos – Berada di usia kepala enam tak berarti tidak bisa menjalankan apa yang selama ini menjadi hobi. Hal itu dibuktikan Ketua Ikatan Wanita Pelukis Indonesia (IWPI) Jatim Esti S. Ardian.
Sebelumnya, Esti adalah seorang guru kesenian di beberapa SMA di Jatim. Namun, setelah purnatugas, kegiatannya melukis hingga berpameran malah semakin rutin.
”Kalau sekarang tiada hari tanpa melukis,” ujarnya saat dihubungi kemarin (15/1). Terlebih saat dirinya sedang mood untuk membuat karya, dia akan sangat fokus untuk membuatnya cepat selesai. Terlebih saat karyanya semakin banyak yang mengapresiasi.
Supaya kegiatan melukisnya tidak membosankan, Esti punya cara tersendiri. Yakni, menggunakan banyak media yang berbeda untuk menuangkan idenya. ”Jadi, saya melukis nggak hanya di kanvas. Kadang juga di baju, kain, jilbab, tas, sampai yang baru-baru ini di masker juga,” terangnya.
Dari situ, kegiatan melukis akan selalu terkesan baru untuknya meski sudah terjun di dunia tersebut puluhan tahun. Bukan hanya itu, kegiatan berkomunitas juga menjadi salah satu caranya agar hobi melukisanya tidak monoton. Bergabung di IWPI sebelum pensiun dari profesi guru ternyata sudah direncanakannya.
”Awalnya karena melihat teman guru yang lebih dulu pensiun itu bingung apa yang akan dilakukan setelah pensiun. Jadi, saya berpikir harus mempunyai kegiatan,” ceritanya. Di dalam komunitas tersebut, dia bertemu banyak perupa perempuan yang saling menginspirasi.
Kemudian, dia dipercaya untuk menjadi ketua selama periode 2018–2021. Dalam kepemimpinannya itu pun dia punya misi untuk terus memacu kreativitas para perupa perempuan di dalamnya.
”Mengajak untuk terus eksis juga lewat pameran-pameran. Soalnya, ternyata setiap kami gelar pameran itu masih banyak pengunjung yang tertegun ada perempuan yang jadi pelukis,” lanjutnya.
Hal itu pun membuatnya berpikir untuk menjadikan kegiatan melukis sebagai kebahagiaan bukan untuk berkarir. ”Kalaupun saya masih giat ikut pameran di sana sini, hal itu cuma untuk bersilaturahmi. Soalnya, katanya lewat silaturahmi juga bisa memupuk imun,” ungkapnya.
Kata pensiun pun tidak ada di kamusnya selama dia masih terus diberikan kesehatan.