Gencarkan Sosialisasi kepada Warga
SURABAYA, Jawa Pos − Setelah pencanangan vaksinasi Covid-19, pemkot terus melanjutkan tahapannya. Yakni, menggelar sosialisasi kepada seluruh warga Kota Pahlawan. Langkah tersebut dilakukan untuk meyakinkan bahwa vaksin korona itu aman digunakan.
Sosialisasi itu dilakukan serempak. Melibatkan seluruh petugas kesehatan serta menggandeng tokoh masyarakat. Plt Wali Kota Whisnu Sakti Buana menjelaskan, minggu lalu Forkopimda Surabaya sudah memberikan contoh. Sebanyak 16 orang disuntik vaksin Sinovac. Salah satunya Whisnu.
Tiga hari berselang, vaksin antikorona itu tidak memberikan efek. Badan Whisnu tetap bugar. ”Sampai saat ini saya baik-baik saja,” paparnya. Sama halnya dengan Whisnu, minggu lalu Ketua DPRD Adi Sutarwijono juga disuntik vaksin
J
Meski sempat menjalani skrining dua kali, proses vaksinasi itu tidak menemui kendala.
Awi, sapaan akrab Adi Sutarwijono, menjelaskan bahwa beberapa jam selepas divaksin, suhu tubuhnya meningkat. Badan Awi menghangat. Malamnya dia istirahat cukup. ”Pagi badan saya segar,” ucapnya.
Whisnu dan Awi sudah membuktikan bahwa vaksin Sinovac aman karena sudah melewati pengujian yang ketat. Whisnu meminta agar warga tidak khawatir untuk mengikuti vaksinasi. Apalagi negara sudah memastikan antivirus itu aman serta halal. ”Buktinya, saya sehat. Bahkan lebih bugar,” paparnya.
Whisnu menjelaskan, pemkot terus melakukan sosialisasi dengan menyampaikan tahapan vaksinasi kepada warga. Rencananya, imunisasi bagi warga berjalan pada gelombang ketiga.
Pada gelombang pertama, pemkot mendapatkan 33.420 vaksin. Seluruhnya ditujukan untuk tenaga kesehatan (nakes). Penyuntikan vaksin itu berjalan dua kali. Diperkirakan sebelum Maret tuntas.
Berlanjut gelombang kedua. Ditujukan bagi tenaga penunjang dan pelayanan publik. Misalnya, TNI, Polri, satpol PP, dan linmas. Jumlahnya berkisar 10 ribu orang.
Pelayanan publik dan tenaga penunjang memang mendapat prioritas kedua. Pasalnya, petugas itu berada di garda terdepan penanganan Covid-19. Contohnya, satpol PP dan linmas. Setiap hari petugas turun ke jalan untuk menindak warga yang tidak patuh protokol kesehatan (prokes).
Nah, gelombang ketiga giliran warga. Pemkot sudah menetapkan persyaratan. Penerima vaksin berusia 18−59 tahun, tidak pernah terpapar Covid-19, serta lolos skrining dari pemerintah.
Menurut Whisnu, pemkot sudah mengajukan data penerima vaksin. Jumlahnya 1,9 juta jiwa. Pada tahap selanjutnya, warga akan mendapatkan SMS blast. Mereka diminta memilih tanggal serta tempat vaksinasi. ”Data sudah klir by name by address,” paparnya.
Pemkot memiliki target tinggi. Sebanyak 70 persen warga metropolis harus divaksin. Dengan demikian, persebaran Covid-19 di Kota Pahlawan bisa dibendung. Selain itu, pemkot berupaya menjadi daerah percontohan untuk penanganan Covid-19. Bukan hanya dalam vaksinasi. Melainkan juga penanganan pasien Covid-19.
Awi menambahkan, warga tidak perlu takut divaksin. Sebab, vaksin antikorona itu merupakan bentuk ikhtiar serta solusi di tengah pandemi virus korona. Tujuannya, melindungi diri, keluarga, dan masyarakat. ”Negara memang tidak boleh pasrah terhadap pandemi virus korona,” tegasnya.