Jawa Pos

Geliat Ekonomi Dorong Arus Uang Keluar

-

SURABAYA, Jawa Pos – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur (Jatim) mencatat net outflow dari selisih arus uang keluar pada kuartal IV tahun lalu. Kenaikan itu dihitung dari net outflow pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kepala BI Jatim Difi Ahmad Johansyah menyebutka­n, net outflow kuartal IV lalu mencapai Rp 8,4 triliun. Pada data inflow dan outflow, Bank Indonesia Jatim mencatat kenaikan 55 persen jika dibandingk­an dengan kuartal keempat 2019 yang hanya Rp 5,4 triliun.

”Kenaikan ini mengindika­sikan perbaikan ekonomi,” ungkap Difi kemarin (18/1). Artinya, dana yang ditarik dari bank lebih banyak ketimbang yang disetorkan. Pada kuartal IV 2020, arus uang yang keluar/penarikan mencapai Rp 15 triliun. Arus uang yang masuk/ penyetoran tercatat Rp 6,5 triliun. Jadi, ada selisih Rp 8,4 triliun.

”Pada akhir tahun, ada peningkata­n aktivitas masyarakat,” ujarnya tentang alasan meningkatn­ya arus uang yang keluar. Meski ada kebijakan pembatasan oleh pemerintah untuk meredam pandemi Covid-19, menurut Difi, masyarakat tetap beraktivit­as dengan mematuhi protokol kesehatan.

Dalam perputaran uang tersebut juga didapati uang tidak layak edar (UTLE) di Jatim. Nominalnya mencapai Rp 7,8 triliun pada kuartal III 2020. Jumlah UTLE itu meningkat 63,48 persen bila dibandingk­an dengan kuartal II 2020 yang mencapai Rp 4,8 triliun.

”Dalam rangka memelihara uang layak edar di masyarakat, kami juga melakukan pemusnahan uang tidak layak secara rutin,” terang Difi. Dengan tingginya UTLE tersebut, uang yang beredar di masyarakat kurang layak. Karena itu, kata dia, BI Jatim perlu meningkatk­an dan menjaga kualitasny­a.

 ??  ?? HITUNG: Kasir Bank BNI Surabaya merapikan bundelan uang kertas di mejanya beberapa waktu lalu.
HITUNG: Kasir Bank BNI Surabaya merapikan bundelan uang kertas di mejanya beberapa waktu lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia