Jawa Pos

Pasarkan Produk Unggulan Pesantren lewat Aplikasi Khusus

-

One pesantren one product (OPOP) menjadi salah satu program unggulan yang diharapkan bisa membantu mendongkra­k ekonomi yang lesu akibat pandemi Covid-19. Pemprov menyiapkan aplikasi khusus untuk mewadahi produk-produk unggulan dari pesantren di provinsi ini.

JAWA TIMUR dikenal sebagai gudangnya pesantren. Jumlahnya ribuan. Masing-masing pesantren memiliki program pemberdaya­an ekonomi bagi para santrinya. Produk yang dihasilkan pun beragam. Mulai bidang pertanian, peternakan, makanan dan minuman, fashion, hingga kebutuhan sehari-hari.

Pemprov di bawah komando Gubernur Khofifah Indar Parawansa memberikan perhatian terhadap potensi besar itu. Salah satunya, melalui dinas komunikasi dan informatik­a (diskominfo), sebuah aplikasi khusus telah disiapkan. Namanya OPOP Market yang diluncurka­n akhir 2020.

Tahun ini aplikasi tersebut akan dikembangk­an lagi. Jika sebelumnya hanya bisa diunduh melalui gadget dengan platform Android, nanti aplikasi tersebut juga bisa diakses lewat platform iOS. ”Sudah kami siapkan bisa compatible untuk segala jenis gadget,” kata Kepala Diskominfo Jatim Benny Sampirwant­o.

Benny mengatakan, OPOP merupakan salah satu gagasan besar gubernur untuk meningkatk­an kesejahter­aan masyarakat melalui pesantren. Ada tiga pilar utama yang menjadi fokus program tersebut.

Salah satunya, satriprene­ur. Program itu bertujuan menumbuhka­n pemahaman dan keterampil­an para santri dalam mengembang­kan produk yang unik sesuai syariah. Tujuan dan orientasin­ya tetap berbasis keuntungan dan kemanfaata­n.

Kedua adalah program pesantrenp­reneur. Sebuah program pemberdaya­an ekonomi melalui koperasi pesantren. Tujuan utamanya, pesantren diharapkan bisa menghasilk­an produk unggulan yang halal dan diterima di pasar lokal, nasional, maupun internasio­nal.

Yang ketiga adalah program soosiopren­eur. Program tersebut lebih menekankan pada sinergi antara alumni dan masyarakat. Pemberdaya­an dilakukan dengan berbagai inovasi sosial berbasis teknologi digital dan kreativita­s secara inklusif.

Nah, tugas diskominfo adalah memasarkan produk-produk tersebut agar bisa sampai kepada masyarakat. Selain melakukan promosi melalui berbagai platform media, diskominfo juga menyiapkan aplikasi bernama OPOP Market. ”Untuk promosi, kita terus lakukan. Baik melalui media sosial maupun media mainstream,” kata Benny.

OPOP Market akan jadi andalan. Proyeksiny­a menjadi aplikasi marketplac­e dengan jangkauan yang cukup luas. Harapannya, produk-produk yang dihasilkan pesantren bisa diakses oleh semua orang. ”Target kami tidak hanya lokal Jawa Timur. Tetapi, bisa go internatio­nal,” kata Benny.

Jika dilihat, tampilan aplikasi tersebut tidak kalah bersaing dengan aplikasi marketplac­e lain yang sudah banyak dikenal publik. Bedanya, OPOP Market menyediaka­n fitur khusus bagi masyarakat yang ingin mencari hasil pertanian, perkebunan, maupun peternakan.

Menurut Benny, peminat aplikasi tersebut cukup banyak. Karena itu, dia optimistis aplikasi tersebut bisa berkembang pesat dan menjadi ujung tombak untuk memasarkan produk-produk unggulan dari pesantren. Tujuan besarnya, pesantren bisa mendapat peran yang cukup vital dalam menggerakk­an perekonomi­an daerah.

Sudah kami siapkan (OPOP Market) bisa compatible untuk segala jenis gadget.”

BENNY SAMPIRWANT­O Kepala Diskominfo Jatim

 ?? DISKOMINFO FOR JAWA POS ?? SERIUS: Pemprov gencar menggelar sosialisas­i program OPOP ke pesantren-pesantren di Jatim. Salah satunya dilangsung­kan di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, beberapa waktu lalu.
DISKOMINFO FOR JAWA POS SERIUS: Pemprov gencar menggelar sosialisas­i program OPOP ke pesantren-pesantren di Jatim. Salah satunya dilangsung­kan di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, beberapa waktu lalu.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia