Terbitkan Buku agar Pesepak Bola Papua Abadi
Boaz Solossa dan Yustinus Pae Ingin Tingkatkan Minat Baca Anak-Anak Papua
SURABAYA, Jawa Pos − Tidak adanya kompetisi karena korona membuat dua pemain Persipura Jayapura, Boaz Solossa dan Yustinus Pae, mampu mengembangkan bakatnya di bidang lain. Apa itu? Yaitu, dunia tulis-menulis.
Baru-baru ini, keduanya kompak menerbitkan buku soal sepak bola Papua di masa pandemi korona. Bekerja sama dengan salah seorang penulis bernama Saepul Sambas, ada dua buku yang diterbitkan.
Yang pertama adalah Pemuda-Gerakan-Bola-PengusahaBijak (Sebuah Bunga Rampai). Buku ini berisi banyak pesan moral dari cerita para pesepak bola yang meraih sukses melalui proses yang panjang.
Buku kedua berjudul Pemuda Bola, Semangat Sepak Bola Papua. Lebih menyerupai sebuah majalah. Buku ini menceritakan tentang para pesepak bola muda Papua yang berhasil meraih sukses di usianya yang masih belia.
Ada lima pemain muda Papua yang dituliskan dalam buku tersebut. Kelimanya adalah Marinus Wanewar, Todd Ferre, Gunansar Mandowen, Kevien Rumakiek, dan Ronaldo Wanma.
KREATIF: Dari kiri, Boaz Solossa, Saepul Sambas, dan Yustinus Pae menunjukkan buku karya mereka.
Kelima pemain saat ini sudah dikenal publik akan prestasinya bersama Persipura ataupun timnas Indonesia.
Boaz mengungkapkan, sejak 2019, bersama Tipa, sapaan Yustinus Pae, dirinya sudah sering menjalin komunikasi dengan Saepul. Dari obrolanobrolan ringan tersebut, ketiganya akhirnya memutuskan untuk sama-sama menulis buku soal sepak bola Papua dan menerbitkannya. ’’Selain adik-adik kami yang mulai muncul, saya berpikir harus ada cerita tentang mereka. Termasuk senior kami yang 70 tahun atau 90 tahun. Kami akan cari tahu. Kami akan buat cerita. Jangan sampai selesai bermain cerita itu hilang,” ucap Boaz.
Dia tidak menampik sosok Bambang Pamungkas sempat jadi referensinya. Sosok pesepak bola yang punya karya buku dan banyak terjual. ’’Ini bukti bahwa kami dari Papua juga bisa. Kami akan turun ke daerah-daerah. Apalagi, kami masih aktif sebagai pemain, dan paling penting itu harus meningkatkan minat baca anakanak Papua,” papar kapten tim Mutiara Hitam tersebut.
Tipa sependapat dengan Boaz. Menurut dia, bukubuku yang dibuatnya akan jadi warisan berguna bagi para pemain di masa depan. Tepatnya ketika nanti dirinya dan Boaz pensiun dari lapangan hijau. ’’Jadi, cerita tentang senior-senior kami tidak sebatas dari mulut ke mulut saja. Tapi, kalau buat bentuk buku, ada sesuatu kesan yang kami ceritakan di sini dan bisa disimpan,’’ ujarnya.
Melalui buku, dia berharap anak cucu para pemain ataupun masyarakat Papua selalu mengingat para pesepak bola asal Papua masa lalu. Ataupun yang saat ini masih berkarir. ’’Ini penting ketika dia sudah pensiun atau dia sudah tidak ada, tapi anak cucunya bisa membaca kalau dulu pernah punya bapa menjadi pemain hebat,” jelas Tipa.
Tipa berharap buku-buku tersebut bisa jadi inspirasi pesepak bola muda Papua untuk bisa meraih sukses di masa depan.