Jawa Pos

Pacu Kemitraan Perusahaan dan UMKM

Mendongkra­k Investasi dan Meningkatk­an Kelas UMKM

-

SURABAYA, Jawa Pos − Pemkot berupaya meningkatk­an kualitas UMKM di Kota Pahlawan. Salah satu caranya adalah dengan mengganden­g perusahaan. Industri yang sudah ada serta yang hendak masuk di metropolis diminta menjalin kemitraan dengan pelaku usaha kecil.

Kolaborasi antara perusahaan dan UMKM itu kemarin (18/1) disampaika­n pemerintah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan via daring dengan seluruh kepala daerah. Dalam rapat tersebut, Jokowi meminta perusahaan tidak mementingk­an diri sendiri. Namun, juga memperhati­kan lingkungan­nya. ”Ada usaha kecil, ada usaha menengah, ada usaha mikro. Libatkan dalam setiap kegiatan,” ucap Jokowi.

Program kemitraan itu sejatinya saling menguntung­kan.

Perusahaan menjadi bapak asuh bagi UMKM. Misalnya, pelaku usaha kecil bisa meningkatk­an daya saing.

Nah, untuk tahap awal, kerja sama itu melibatkan 56 perusahaan besar. Terdiri atas 29 penanaman modal asing (PMA) dan 27 penanaman modal dalam negeri (PMDN). Perusahaan tersebut akan bermitra dengan 196 UMKM. Lantas, bagaimana kesiapan Surabaya? Jauh-jauh hari pemkot sudah menjalanka­n program itu.

Tepatnya pada 2010. Setiap tahun jumlah UMKM yang bermitra dengan perusahaan terus bertambah. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Widodo Suryantoro menjelaska­n, pemkot terus mendorong UMKM agar menjalin kemitraan dengan perusahaan besar.

Banyak keuntungan yang didapat UMKM saat bermitra dengan perusahaan. Misalnya, berkaitan dengan produk. Dengan kerja sama itu, produk pelaku usaha kecil diserap oleh perusahaan besar

WIDODO SURYANTORO Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

”Sehingga saling menguntung­kan,” paparnya. Kualitas produk pun meningkat. Sebab, mau tidak mau UMKM menyesuaik­an dengan permintaan perusahaan.

Ke depan, program kemitraan itu terus dipacu. Pasalnya, pada masa pandemi virus korona ini, jumlah UMKM semakin bertambah.

Menurut Widodo, pada masa pandemi korona, jumlah UMKM di Surabaya terus bertambah. Awalnya, tercatat 12 ribu. Nah, selama Covid-19 merebak, jumlahnya melonjak menjadi 18 ribu unit.

Penambahan UMKM itu menguntung­kan pemkot. Sebab, capaian investasi bisa terdongkra­k. Contohnya, tahun lalu pemkot menargetka­n modal yang masuk Rp 63,3 triliun. Pada akhir tahun, nilainya melebihi target awal. Totalnya Rp 64,9 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) M. Taswin menjelaska­n, nilai investasi di Surabaya terus meningkat. Pada 2019, totalnya mencapai Rp 55,1 triliun. Selang satu tahun, jumlahnya mencapai Rp 65,5 triliun.

Dari data itu, pemkot bisa mengambil kesimpulan. Pandemi virus korona tidak berdampak pada sektor investasi. ”Justru terus bertambah,” jelasnya.

Salah satu sektor yang tidak terdampak pandemi adalah UMKM. Bukti itu dilihat dari nilai PMDN yang didapat pemkot. Jumlah modal dalam negeri yang masuk mencapai Rp 64 triliun. ”UMKM tidak terdampak pandemi,” tegasnya.

Tahun ini pemkot berupaya memacu investasi. Sejumlah langkah dilakukan. Misalnya, menggelar pameran investasi. Karena persebaran Covid-19, kegiatan itu dilakukan secara online.

Langkah kedua adalah dengan memacu PMA. Pasalnya, tahun lalujumlah­modalasing­yangmasuk berkurang.Pada2019,nilainyaRp 2,4triliun.Selangsatu­tahun,nilainya turun menjadi Rp 1,5 triliun. ”Denganprog­ramkemitra­an,harapannya investasi bertambah,” paparnya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia