Pengajian dan Arisan Dibatasi dengan Ketat
Pakar Geologi Dorong Pemkot Segera Petakan Risiko Gempa
SURABAYA, Jawa Pos – Warga Kota Pahlawan semakin patuh pada protokol kesehatan (prokes) sebagai langkah penanggulangan Covid-19. Kepatuhan masyarakat itu terlihat di perkampungan yang dikendalikan Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Satgas di tingkat RT/RW menjaga warganya secara ketat.
Di RW 02, Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan, misalnya. Berbagai aktivitas dan kegiatan warga benar-benar dibatasi. Jam malam pun diaktifkan
SURABAYA, Jawa Pos – Pakar mitigasi bencana mendorong Pemkot Surabaya untuk melakukan asesmen. Hal tersebut diperlukan untuk menganalisis seberapa besar kerusakan akibat pergerakan lempeng tanah itu. Mereka berkaca pada gempa di Majene dan Mamuju, Sulawesi Utara, yang memicu banyak kerusakan.
Gempa di Majene dan Mamuju dengan magnitudo 6,2 membuat sejumlah bangunan rusak berat. Mulai rumah hingga gedung pemerintahan. Guncangan itu dipicu pergerakan lempeng di kedalaman 10 kilometer.
Berdasar catatan sejarah BMKG, gempa di sana ternyata bukanlah yang pertama. Rentetan kejadian yang sama pernah terjadi sebelumnya. Bahkan sampai memicu tsunami. Pakar geologi ITS Amien Widodo menyatakan, tipe sesar di lokasi itu adalah sesar naik. Lokasinya terdapat di lepas pantai
Selat Makassar.
Amien mengatakan, hal yang sama bisa terjadi di sesar lain. TermasukSurabayayangdilintasi dua sesar aktif. Yakni, sesar Waru dan Surabaya. Keduanya masih mengalamipergerakan4,5milimeterpertahun.’Potensigempayang bisamunculmaksimalmencapai magnitudo 6,5,’ terangnya.
Menurut Amien, hal itu perlu diwaspadai. Apalagi, sesar Surabaya melintasi kawasan vital tengah kota. Untuk meminimalkan risiko, langkah strategis harus dilakukan. Saat ini yang paling penting adalah pemetaan kawasan dengan risiko tinggi sehingga bisa dilakukan langkah yang tepat. ’’Misalnya, perencanaan tata ruang. Mana yang bisa dibangun dan tidak,’’ jelasnya.
Tindakan jangka pendek yang bisa dilakukan pemkot adalah asesmen ancaman gempa. Mulai penilaian seberapa besar kerentanan bangunan di kota hingga kondisi tanah. ’’Apakah bisa terjadi likuefaksi atau masalah lain. Setelah diketahui,bisadibuatzonasi.Mana kawasan berisiko tinggi hingga rendah,’ paparnya.(gal/c19/dio)