Jawa Pos

Zona Merah, Masih Ada Yang PTM

Pembelajar­an Daring Dinilai Tak Efektif

-

KABUPATEN MOJOKERTO, Jawa Pos – Meski Mojokerto sudah berstatus zona merah, sebagian SMA/SMK tetap melakukan pembelajar­an tatap muka (PTM). Salah satunya SMK Negeri 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Pembelajar­an tatap muka tersebut tetap berlangsun­g hampir satu semester ini. ”Tapi, jumlah siswa yang masuk kami batasi seperti awal-awal dulu. Jam pelajarann­ya juga berkurang, hanya empat jam tanpa istirahat,” ujar Plt Kepala SMK Negeri 1 Sooko Muharto kemarin (18/1).

Selain itu, kata dia, anak-anak hanya diperboleh­kan masuk dua kali dalam seminggu. Bahkan, selama akhir pekan, guru maupun murid wajib membagikan lokasi terkini mereka agar pihak sekolah bisa melakukan tracing mandiri. Dia menuturkan, metode pembelajar­an yang digunakan masih sama dengan uji coba pembelajar­an tatap muka pada semester lalu. Yakni, menggunaka­n sistem kombinasi.

Setiap kelas digilir untuk melakukan pembelajar­an dengan daring maupun luring. ”Jadi, seminggu ada yang daring, minggu depannya luring. Sama seperti dulu. Namun, tetap kami tingkatkan protokol kesehatann­ya,” tegas Muharto.

Meski begitu, dia mengaku tak memaksa para murid untuk masuk. Sebab, itu bergantung pada izin orang tua. Jika wali murid tak berkenan, pembelajar­an terpaksa dilakukan secara daring. Dia menegaskan, saat ini memang masih ada satu dua wali murid yang belum mengizinka­n anaknya masuk sekolah.

Muharto menambahka­n, pembelajar­an tatap muka tetap berlangsun­g lantaran pembelajar­an daring dinilai tak efektif bagi para murid.

Terlebih bagi sekolah kejuruan yang membutuhka­n lebih banyak pembelajar­an praktik. Hal itulah yang menguatkan niat Muharto untuk tetap mengadakan pembelajar­an tatap muka meski terbatas. ”Sekarang kalau daring, belum tentu anakanak paham diajarkan secara online. Anak-anak yang di SMK terutama, mereka kan lulus dituntut untuk langsung kerja. Ya, kalau nggak nekat begini, belum keruan mereka bisa lulus dengan skill bagus,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Wilayah Kabupaten dan Kota Mojokerto Kresna Herlambang menyatakan, pembelajar­an tatap muka tersebut masih bagian dari uji coba. Sebab, berdasar surat edaran gubernur Jatim dan rapat koordinasi (rakor), meski zona merah, Provinsi Jawa Timur (Jatim) masih memungkink­an untuk menggelar pembelajar­an tatap muka terbatas.

Asalkan, syarat protokol kesehatan (prokes) harus dipenuhi dan menyertaka­n izin orang tua. ”Kenapa kok tetap ada tatap muka? Karena Covid-19 sudah ada di sekitar kita. Terus, penduduk usia 16 sampai 18 kalau diajak ngomong pasti nurut,” jelasnya. Kresna menambahka­n, jika tak ada uji coba, anak-anak tak akan terbiasa dengan kebiasaan budaya baru. Misalnya, mencuci tangan, menggunaka­n masker, menjaga jarak, dan tidak berkerumun. Hingga saat ini ada 50 SMA/SMK di kabupaten yang melaksanak­an pembelajar­an tatap muka.

Namun, pihaknya tak memaksakan semua sekolah melakukan pembelajar­an luring. Sebab, itu bergantung pada kebijakan sekolah. ”Kalau pihak sekolah masih ragu untuk masuk, ya nggak apa-apa. Karena menurut saya kalau pembelajar­an dilakukan secara daring, tentu sangat berdampak sama kualitas pendidikan. Khawatirny­a, kalau semakin lama daring, nasib anak-anak ini yang kasihan karena belajarnya tidak maksimal,” tegas dia.

 ?? JAWA POS RADAR MOJOKERTO ?? TETAP MASUK: Beberapa sekolah tingkat SMA/SMK di Kabupaten Mojokerto masih melaksanak­an PTM.
JAWA POS RADAR MOJOKERTO TETAP MASUK: Beberapa sekolah tingkat SMA/SMK di Kabupaten Mojokerto masih melaksanak­an PTM.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia