Jawa Pos

Milenial dan Gen Z ”Kuasai” Surabaya

Berdasar Hasil Sensus Penduduk Badan Pusat Statistik 2020

-

SURABAYA, Jawa Pos - Penduduk Kota Pahlawan ’’dikuasai’’ anak-anak muda. Secara kuantitas, mereka yang disebut sebagai generasi milenial dan gen Z sangat dominan. Lebih dari 50 persen dari total penduduk Kota Surabaya.

Data itu diketahui berdasar hasil sensus penduduk oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya pada 2020. ’’Berdasar pengelompo­kan usia, gen

Z dan milenial memang mendominas­i jumlah penduduk Surabaya,’’ jelas Kasi Statistik Sosial BPS Surabaya M. Imron kemarin (9/2)

J

Data yang dirilis BPS Surabaya tidak mencantumk­an jumlah riil penduduk berdasar pengelompo­kan usia. Yang dicatat hanya persentase. Gen Z mencapai 25,79 persen dari total penduduk. Diketahui, total penduduk Kota Surabaya berdasar hasil sensus 2020 mencapai 2.874.314 jiwa. Artinya, jumlah gen Z mencapai 741.285 jiwa.

Imron menyampaik­an, gen Z adalah generasi yang lahir pada rentang 1997 sampai 2012. Usia mereka sekarang 8 sampai 23 tahun. Adapun milenial mencapai 25,04 persen atau jumlahnya 719.728 jiwa.

Milenial adalah penduduk yang lahir pada rentang 1981 sampai 1996. Usia mereka saat ini 24 sampai 39 tahun. Nah, jika digabungka­n, dua generasi itu mencapai 50,83 persen dari total penduduk Kota Surabaya. ’’Ini keuntungan bagi Surabaya,’’ imbuh Imron.

Selain gen Z dan milenial, ada juga gen X dengan persentase 23,72 persen. Baby boomer 13,03 persen, post-gen Z 10,26 persen, dan pre-boomer 1,96 persen (selengkapn­ya lihat grafis). stakeholde­r pengambil kebijakan,’’ papar Asim Saputra.

Banyaknya penduduk dengan usia produktif itu harus dimanfaatk­an untuk kemajuan kota. Mereka sangat akrab dengan internet dan hiruk pikuk dunia digitalisa­si. Fenomena tersebut bisa menjadi rujukan bagi para pengambil kebijakan, khususnya Pemkot Surabaya, dalam membuat regulasi dan kebijakan.

Generasi milenial dan gen Z juga dinilai punya kualitas lebih karena lahir dari keluarga berencana yang sudah disiapkan. Kondisi itu memengaruh­i derajat kesehatan. Dengan demikian, angka harapan hidup generasi milenial maupun gen Z jauh lebih baik dari generasi sebelumnya. Yakni, baby boomer

yang lahir pada rentang 1946 sampai 1964. Atau gen X yang lahir pada rentang 1965– 1980.

Di bagian lain, pemkot melalui Dinas Kependuduk­an dan Pencatatan Sipil (Dispendukc­apil) Surabaya sudah menerima data sensus penduduk itu. Kadispendu­kcapil Agus Imam Sonhaji menilai, ada potensi jumlah penduduk lebih banyak dari data sensus BPS.

Baby Boomer (13,03 Persen) Lahir 1946–1964

Usia sekarang 56–74 tahun Post-Gen Z (10,26 Persen) Lahir mulai 2013 ke atas Usia sekarang 0–7 tahun Pre-Boomer (1,96 Persen) Lahir sebelum 1945

Usia sekarang 75 tahun ke atas

Menurut dia, ada beberapa faktor yang bisa memengaruh­i jumlah penduduk. Termasuk data penduduk berdasar pengelompo­kan umur. Salah satunya disebabkan penduduk yang pindah domisili secara diam-diam sehingga luput dari sensus BPS. ’’Sehingga bisa jadi jumlah penduduk milenial tadi lebih besar,’’ tutur Agus.

Penduduk yang sudah pindah tempat tinggal ke luar kota pasti tidak tersentuh kegiatan sensus oleh BPS. Sebab, petugas sensus di lapangan otomatis tidak menemukan mereka. Dengan begitu, mereka tidak tercatat dalam data BPS.

Padahal, dalam data kependuduk­an di dispendukc­apil, mereka tetap tercatat sebagai penduduk Kota Surabaya.

Faktor lainnya adalah penduduk yang pindah tempat tinggal sementara. Misalnya, karena bekerja atau belajar di luar kota. Nah, selama masa sensus, data yang bersangkut­an tidak terekam oleh petugas BPS. Akibatnya, datanya secara otomatis tidak masuk. ’’Tapi, kita apresiasi hasil sensus BPS ini sebagai data pembanding,’’ imbuh Agus Imam Sonhaji.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia