Hari Pertama Reses, Banjir Keluhan Infrastruktur
SURABAYA, Jawa Pos - Masa reses DPRD Surabaya dimulai kemarin (9/2). Para wakil rakyat kembali ke daerah pemilihan (dapil) masing-masing untuk menyerap aspirasi warga. Pada hari pertama, banyak yang mengeluhkan soal pembangunan infrastruktur kampung yang tak kunjung terealisasi.
Anggota Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya Josiah Michael, misalnya, mendapat banyak keluhan soal pembangunan saluran di daerah Perumahan Salah satu RT di kelurahan Babat Jerawat. Sudah bertahun-tahun warga mengharapkan perbaikan saluran. Namun, hingga saat ini belum ada jawaban dari pemerintah.
Daerah tersebut memang menjadi langganan banjir setiap tahun. Jalan-jalan kampung hampir selalu tergenang setiap kali turun hujan. ’’Ini sebetulnya sudah lama. Tapi, belum direalisasikan. Kami selaku wakil rakyat mencoba memfasilitasi keluhan warga untuk nanti diserahkan ke pemkot,” kata anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya itu.
Hampir setiap reses warga selalu mengeluhkan tiga hal. Yakni, perbaikan saluran, pavingisasi, dan perbaikan lampu PJU (penerangan jalan umum). Karena itu, Josiah memastikan terus mendorong pihak eksekutif untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur di wilayah Surabaya Barat.
Di tempat lain, keluhan soal infrastruktur juga diterima anggota Fraksi PDIP DPRD Kota Surabaya Baktiono. Dia mengaku mendapat banyak keluhan terkait saluran. ’’Sak durunge reses yo wes akeh sing sambat. Artinya, ini memang benar-benar dirasakan betul oleh masyarakat,” katanya.
Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya itu mengatakan, dapilnya yang berada di wilayah Surabaya Utara merupakan kawasan rawan banjir. Masalahnya sama. Yakni, salurannya bermasalah. Pelebaran saluran yang sudah beberapa kali diusulkan belum mendapat respons.
Baktiono mengatakan, permohonan untuk perbaikan saluran tidak hanya disampaikan ketika anggota dewan menggelar reses. Dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang), hal itu juga diusulkan.