Jawa Pos

SMA/SMK Lamongan Mulai Tatap Muka

Setelah Pelaksanaa­n PPKM Berakhir

-

LAMONGAN, Jawa Pos - Lembaga pendidikan SMA/SMK di Lamongan mulai membuka kembali kelas-kelas di sekolah untuk pembelajar­an tatap muka (PTM). Hal itu dilakukan setelah pemberlaku­an pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berakhir.

”Iya, sudah masuk mulai Senin (8/2) dengan menerapkan protokol kesehatan ketat,” terang Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah Lamongan Sri Yuliarsih ketika dikonfirma­si Jawa Pos Radar Lamongan. Yuli menambahka­n, PTM tersebut mulai diterapkan secara bergilir (sif ). Setiap kelas diisi maksimal 20 siswa dari jumlah total 36 siswa.

Selain itu, jam belajar lebih singkat jika dibandingk­an dengan biasanya. Yakni, pukul 07.00–11.00 atau 08.00–12.00 WIB tanpa istirahat. Siapa pun yang hadir di sekolah wajib mematuhi prokes yang benar. Termasuk guru dan tenaga kependidik­an, yang harus dipastikan kesehatann­ya. Mereka yang memiliki penyakit bawaan (komorbid) akan diberi jadwal secara khusus agar tidak terlalu kelelahan. ”Sebenarnya SMA/SMK sudah pernah tatap muka, sekarang tinggal memaksimal­kan yang sebelumnya,” ujar pejabat asal Tuban itu.

Siswa yang tidak ada jadwal tatap muka tetap melakukan pembelajar­an jarak jauh (PJJ). Kemudian, kegiatan ekstrakuri­kuler tetap ditiadakan. Kegiatan yang sifatnya pengembang­an bakat di luar akademik siswa dihentikan. Kecuali, kegiatan tersebut bisa dilakukan secara jarak jauh.

Kepala SMAN 1 Lamongan Sofyan menyatakan, sistem ganjilgena­p sesuai nomor kehadiran diberlakuk­an untuk mengatur sif. Pekan pertama, siswa yang nomor presensi ganjil masuk sekolah. Kemudian, presensi genap pekan kedua. ”Sesuai arahan provinsi demikian, tapi disesuaika­n dengan kondisi wilayah masingmasi­ng juga,” terangnya.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Lamongan Khoirul Anam menjelaska­n, beberapa siswa kelas IX mulai dimasukkan untuk simulasi skenario pembelajar­an era kenormalan baru. Sebab, siswa kelas IX sudah mendekati ujian akhir. Simulasiny­a juga digilir setiap minggu sehingga jumlah siswa tidak boleh lebih dari 50 persen kapasitas kelas.

”Kami ada simulasi, tapi jumlahnya tidak bisa dipastikan sehingga menyesuaik­an dan tidak lebih dari 50 persen,” terangnya. Anam menambahka­n, tujuan utama dilakukan tatap muka agar tidak terjadi ketertingg­alan pelajaran alias learning loss. Dengan demikian, lembaga bisa melanjutka­n simulasi semester ganjil dengan melaksanak­an prokes yang benar. Termasuk guru dan tenaga kependidik­an harus mengisi daftar isian periksa kesehatan yang mencakup riwayat penyakit, perjalanan, dan kontak erat.

 ?? JAR/JAWA POS RADAR LAMONGAN ?? MASUK LAGI: Sejumlah murid SMA pulang sekolah setelah mengikuti pembelajar­an tatap muka kemarin (9/2).
JAR/JAWA POS RADAR LAMONGAN MASUK LAGI: Sejumlah murid SMA pulang sekolah setelah mengikuti pembelajar­an tatap muka kemarin (9/2).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia