Jawa Pos

Bank Selektif Salurkan KPR

Hindari Kredit Macet, Bisa Gandeng Korporasi

-

JAKARTA, Jawa Pos – Pemerintah menerbitka­n kebijakan yang akan membuat masyarakat bisa membeli rumah tanpa uang muka alias down payment (DP). Masalahnya, risiko penyaluran kredit masih tinggi. Karena itu, perbankan membutuhka­n formula yang tepat untuk bisa menjalanka­n instruksi pemerintah tersebut, namun dengan risiko minimal.

Ekonom Institute for Developmen­t of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyatakan, sebagian besar perbankan mengkhawat­irkan kemampuan debitur dalam mengangsur atau mencicil. ’’Pihak bank tidak mungkin langsung kasih DP 0 persen,’’ katanya kemarin (21/2).

Menurut Bhima, jika itu langsung diterapkan, perbankan justru akan merugi. ’’Malah akan jadi NPL,’’ lanjutnya. NPL adalah non-performing loan atau rasio kredit bermasalah.

Dia menyatakan bahwa kebijakan DP 0 persen akan membuat bank lebih ketat menyeleksi pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR). Karena suku bunga kredit bank meningkat, nilai angsuranny­a juga semakin tinggi. Belum lagi biaya transaksi yang besar dan sering memberatka­n pembeli.

Sementara itu, Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyambut baik kebijakan DP 0 persen tersebut. Dia berharap relaksasi ketentuan rasio uang muka kredit rumah atau loan to value (LTV) KPR yang menjadi 100 persen dapat menggairah­kan permintaan properti. Tapi, limit KPR yang lebih besar tentu memperbesa­r nilai angsuran.

Karena itu, menurut Rudi, bank perlu melihat kemampuan nasabah. Apalagi, situasi ekonomi belum stabil. Pemerintah juga sedang memasuki tahap pemulihan ekonomidit­engahperse­baranvirus­SARSCoV-2. ’’Untuk itu, kami akan memilih segmen nasabah yang memiliki kualitas yang baik,’’ ungkapnya tadi malam.

Mortgage & Indirect Auto Business Head CIMB Niaga Heintje Mogi mengatakan, bank tidak bisa langsung jor-joran menyalurka­n kredit dengan aturan tersebut. Sebab, bank tetap harus mengedepan­kan prinsip mitigasi risiko. Akan berbahaya jika yang mengajukan KPR adalah orang-orang nekat.

’’Besar-kecilnya DP adalah salah satu faktor yang kami lihat. Itu memengaruh­i keseriusan orang untuk mempertaha­nkan kredit rumahnya jika terjadi masalah,’’ ujar Heintje.

Menurut dia, bank memerlukan strategi khusus untuk mencegah risiko tersebut. Misalnya, bekerja sama dengan perusahaan untuk membiayai KPR karyawanny­a. ’’Jadi, bank bisa kasih KPR tanpauangm­uka,tapiharusa­dajaminan dari perusahaan itu kalau terjadi kasus macet,’’ tandasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia