Masih di Tahap Riset dan Pengembangan
VAKSIN Merah Putih saat ini berada dalam tahap pertama, yaitu untuk riset dan pengembangan. ’’Output-nya berupa sitvaksin (bibit). Sitvaksin ini rencananya akan disubmit ke Bio Farma, optimistisnya kuartal I 2021,’’ kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat virtual dengan Komisi IX DPR RI pertengahan bulan lalu.
Setelah bibit masuk, sitvaksin akan melewati proses karakterisasi dan membersihkan bibit. Proses tersebut membutuhkan waktu 3 sampai 6 bulan. ’’Kita ambil paling optimistis tiga bulan untuk pembersihan karakterisasi ini. Kemudian, bahan baku ini akan siap uji klinis pada Juni 2021, yakni uji klinis tahap I, II, dan III,’’ tuturnya.
Proses uji klinis umumnya membutuhkan waktu 1−2 tahun. Namun, Budi mengaku akan mengusahakan prosesnya lebih cepat. ’’Let’s say uji klinisnya dipercepat, jadi masingmasing tiga bulan, sehingga perkiraan kami ini akan selesai uji klinisnya pada awal kuartal II 2022. Jika sudah ada persetujuan, vaksin ini siap diproduksi,’’ jelasnya.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan, pengembangan vaksin Merah Putih masih terus digodok oleh Kemenristekdikti melalui kerja sama dengan sejumlah instansi keilmuan serta perguruan tinggi. ’’Saat ini masih di fase penyiapan untuk menjadi vaksin jadi. Kami mendorong untuk bisa dipercepat,’’ ujar Nadia.
Kemungkinan produksi masal vaksin Merah Putih pada pertengahan 2022 pun kian besar. Nadia mengatakan, produksi masal tersebut harus menunggu izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).