Pengajuan SKM Terbanyak untuk Pendidikan
SURABAYA, Jawa Pos – Perangkat Kelurahan Ploso mendatangi rumah warga yang mengajukan SKM kemarin. Ada dua kepala keluarga (KK) yang memohon untuk diterbitkan surat keterangan miskin tersebut. Tujuannya, untuk keperluan mendaftar kartu Indonesia pintar (KIP).
Hal itu merupakan prosedur yang harus dilewati saat warga mengajukan SKM. Meskipun semuanya sudah online, harus ada proses validasi untuk memastikan pemohon memenuhi kriteria. ”Kami menerima dua notifikasi dari dinas sosial (dinsos) untuk dilakukan validasi. Tugas kelurahan memastikan apakah domisilinya sesuai dengan alamat yang diajukan pemohon atau tidak,” ujar Kasikesra Kelurahan Ploso Noer Cholis.
Dia menjelaskan bahwa sesuai dengan prosedur akan dilakukan dua kali kunjungan. Setelah alamat dan domisili dicek kelurahan, berikutnya ada kunjungan dari dinsos. ”Dinsos yang bakal memverifikasi lagi. Apakah nanti layak dan sesuai kriteria untuk diterbitkannya SKM itu. Seperti apakah masuk kategori masyarakat berpenghasilan rendah atau tidak,” terangnya.
Sekretaris Kelurahan Ploso Erna
Puji Idawati menambahkan, biasanya saat dicek, tidak semua warga berada di tempat yang sama. Terkadang ada yang sudah pindah. Alamat yang dimasukkan ke sistem didasarkan pada data identitas. ”Kalau masih dalam satu kelurahan, kami cek langsung. Ke mana dia pindah. Kalau sudah di luar kelurahan, yang ngecek adalah kelurahan tempat tinggal baru berada,” jelas Erna.
Selama masa pandemi ini memang ada peningkatan pengajuan SKM jika dibandingkan dengan sebelumnya. Mayoritas adalah keluarga yang terdampak ekonominya seperti di-PHK dari tempat kerja. ”Paling banyak pengajuan soal SKM untuk pendidikan. Hampir tiap hari pasti ada. Bahkan, pernah sehari 21 notifikasi masuk untuk divalidasi oleh kami,” paparnya.