Jawa Pos

Daftar Tunggu Pemohon Flat Capai 11 Ribu

Rusun Dukuh Menanggal Ditarget Rampung Mei

-

SURABAYA, Jawa Pos – Penambahan flat terus dilakukan pemerintah untuk permukiman masyarakat berpenghas­ilan rendah (MBR). Salah satunya Flat Dukuh Menanggal yang pengerjaan­nya hampir rampung. Pemkot mempriorit­askan pemohon flat berdasar antrean lantaran permintaan rumah sewa vertikal tersebut sangat tinggi.

Dari pantauan Jawa Pos di Flat Dukuh Menanggal kemarin (21/2), beberapa pekerja masih memoles bagian dinding flat. Bangunan empat lantai itu dipoles dengan warna mencolok. Biru, kuning, oranye, dan dominasi warna putih.

Setiap lantai berisi 16 unit flat. Total ada 65 unit flat yang bisa ditempati. ”Saat ini pembanguna­nnya sudah 75 persen,” ucap General Affair PT Tigamas Mas Soni Suharsono kemarin (21/2). ”Sesuai dengan perencanaa­n, pengerjaan flat bakal diselesaik­an pada Mei,” lanjutnya.

Anggaran Flat Dukuh Menanggal berasal dari pusat. Pemkot nanti hanya mengelola rusun. ”Kami tunggu proses penyerahan­nya dari pusat, baru dilakukan pembagian unit,” ucap Kabid Pemanfaata­n Bangunan Dinas Pengelolaa­n Bangunan dan Tanah (DPBT) Taufik Siswanto.

Saat ini antrean penghuni flat makin panjang. Data DPBT mencatat, antrean flat mencapai 11 ribu pemohon. Data tersebut diambil sejak 2011 hingga saat ini. ”Membeludak­nya pemohon tidak terlepas dari perbedaan penambahan unit baru dengan pemohon yang jauh lebih banyak,” katanya.

Taufik menyatakan, tak semua pemohon bisa langsung menempati flat. Pemkot akan melakukan survei ke pemohon secara langsung. Pemohon yang ditolak adalah yang saat ini ekonominya sudah mampu atau telah mempunyai rumah sendiri. ”Tapi, yang antre masih sangat banyak,” jelasnya.

Apalagi, sejak pandemi jumlah pemohon tambah banyak. Per hari angka pengajuan pemohon flat dari warga Surabaya makin tinggi. Sebelum pandemi, pemohon baru mencapai 10–15 orang. Namun, selama pandemi, ratarata mencapai 20–30 orang. Bahkan, ada kalanya dalam satu hari pengajuann­ya hingga 40 orang.

Mereka mengajukan flat karena tidak mampu membayar kos atau kontrakan. Penyebabny­a bisa beragam. Salah satunya, sudah tidak bekerja atau diberhenti­kan akibat dampak pandemi. Harapannya mengajukan flat karena biaya sewanya lebih ringan.

Ditanya soal prioritas penghuni, Taufik menyatakan, hingga saat ini belum ada instruksi secara langsung terkait seleksi. DPBT masih berpeganga­n pada yang antre lama yang didahuluka­n. ”Kecuali warga yang terdampak penertiban pemerintah kota, mereka memang dapat prioritas. Atau, korban kebakaran rumah,” terangnya.

 ?? ALFIAN RIZAL/JAWA POS ?? PROGRES 75 PERSEN: Pekerja memoles dinding Flat Dukuh Menanggal.
ALFIAN RIZAL/JAWA POS PROGRES 75 PERSEN: Pekerja memoles dinding Flat Dukuh Menanggal.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia