Runway Batik Tutup Pencarian Putra-Putri Pariwisata
SURABAYA, Jawa Pos – Minggu sore itu (21/2) panggung di area Rotunda Mal Grand City Surabaya dipenuhi anak-anak dan remaja yang mengenakan batik. Berbeda dengan batik formal atau batik simpel pada umumnya, mereka mengenakan batik yang sudah diubah menjadi gaun pesta. Masingmasing dari mereka unjuk kebolehan mengenalkan batik yang dipakainya. Anakanak dan para remaja itu adalah para finalis pemilihan Putra-Putri Pariwisata Jatim.
Batik dipilih menjadi salah satu busana yang wajib dikenakan dalam runway di ajang tersebut. Sony Wiehardy, penyelenggara acara, menyampaikan, batik dipilih karena bisa menjadi salah satu identitas bangsa. ”Jadi, meskipun mereka masih muda, mereka juga sudah harus kenal dekat dengan budaya batik ini,” jelasnya saat ditemui di sela-sela acara.
Masing-masing dari mereka dibebaskan untuk memilih batik daerah yang disuka. ”Tapi, temanya tetap batik untuk pesta,” imbuhnya. Penilaian dalam puncak grand final itu, di antaranya, bagaimana para peserta membawakan busana batik yang dipakainya. ”Jadi, nggak hanya dinilai dari batiknya, tapi bagaimana mereka membawakannya juga,” tambahnya.
Dengan begitu, pelatihan kepercayaan diri sekaligus public speaking bisa terlatih lagi. Saat terpilih nanti, Sony menjelaskan, visi misi mereka adalah untuk mengenalkan wisata di daerahnya lebih luas lagi. ”Tentunya kami akan mengajak berkeliling dulu. Baru mereka mengenalkan pesona masing-masing daerah lebih luas lagi,” jelasnya lagi. Namun, yang dikenalkan tidak hanya soal wisata.
Karena adanya pandemi, tren berwisata yang tetap aman dan tetap sehat. ”Nah, di sini, meski masih anak-anak dan remaja, mereka harus bisa membuktikkan bahwa anak-anak muda juga bisa menjadi contoh yang baik dalam berwisata,” sambungnya.
Hal itu jugalah yang ingin dibuktikan penyelenggara bahwa jika anak-anak sudah dilatih peka dengan lingkungan sejak dini, diharapkan nilai-nilai tersebut bisa terus tertanam dan tumbuh di diri mereka.