Medsos Audio-based: Yay or Nay?
NAH, sebagai audio-chat medsos yang dipakai Elon Musk, apa semua orang Indonesia jadi pengin punya dan pakai ClubHouse? Apalagi, medsos satu ini masih tersedia untuk iOS aja.
Let’s hear them! (elv/c12/rat)
Awalnya Oke, tapi Lama-Lama…
”Awalnya (ClubHouse) seru, bisa dengar insight dari public figure dan kenal orang baru. Tapi, lama-lama kurang nyaman karena terlalu ramai dan pembicaraannya nggak terarah. Aku pribadi nggak terlalu betah dengerin orang ngobrol, tapi oke kalo pembicaraannya bermanfaat. Kadang juga nggak nyaman pakai fitur raise hand karena harus sharing di ”depan” ribuan orang. Mungkin kalau ada batasan jumlah orang tiap
room, diskusi bisa dua arah.’’
Jadi Habit, Bikin Rileks
”Aku coba ClubHouse karena banyak teman yang rekomendasiin buat belajar. Setelah aku coba, eh ketagihan! Room yang aku ikuti mulai dari pendidikan, ekonomi, spiritual, sampai yang random ngobrol. Menurutku, ClubHouse bakal terus berkembang, apalagi Android users nungguin. Di sini aku bisa
networking juga lho. Dengerin di mobil dan sebelum tidur udah jadi habit baru soalnya bisa bikin rileks.’’
Cuma Sementara, Pasti Bakal Sepi
”Aku nggak tertarik coba sih. Menurutku, aplikasi ini lagi tren karena dipakai orang-orang terkenal. Biasanya sesuatu yang tren bakal cepat berlalu. Aku rasa banyak orang yang coba
ClubHouse karena mau nimbrung waktu artis kesayangannya on. Nah,
public figure kan pasti sibuk, nggak mungkin setiap hari online. Jadi, pasti ada saatnya orang bakal meletakkan aplikasi ini soalnya ada prioritas lain.’’