Jawa Pos

Kata Sutiyem, Mek Kroso Clekit

-

SURABAYA, Jawa Pos – Royani begitu tegas menjawab pertanyaan petugas Puskesmas Krembangan Selatan saat skrining kesehatan kemarin (23/2). Kader Posyandu Lansia RW 14, Kelurahan Krembangan Selatan, itu menjadi orang pertama di kelompok lansia saat menerima vaksin Sinovac gelombang kedua.

”Iya, harus ada yang mengawali. Soalnya, saya juga kader posyandu,” kata perempuan 63 tahun itu. Saat menjalani vaksinasi, Royani ditemani sang suami yang juga turut divaksin Covid-19 di Puskesmas Krembangan Selatan. Dia menyatakan, ada 60 anggota lansia di kelompok posyandu RW 14, tetapi belum semuanya hadir. Ketua Tim Vaksinasi Puskesmas Krembangan Selatan dr Dian Pusparini mengungkap­kan, target pelaksanaa­n vaksinasi lansia yang pertama itu untuk 165 orang

Namun, lansia dan penerima vaksin lainnya yang hadir hanya 16 orang. Meski demikian, pihaknya tetap membuka pos vaksinasi untuk lansia dalam beberapa hari ke depan. ”Iya, sementara ada 16 orang, masih awalan,” katanya kemarin (23/2).

Dia mengungkap­kan, siklus vaksinasi untuk lansia itu sangat mungkin sama dengan vaksinasi untuk tenaga kesehatan. Penerima vaksin, lanjut dia, akan datang lebih banyak lagi setelah memasuki hari kedua.

Lain lagi kondisi di Puskesmas Ketabang. Jumlah lansia yang mengikuti vaksinasi mencapai 161 orang. Salah seorang warga yang mengikuti vaksinasi lansia adalah Sutiyem. Usianya 72 tahun. Warga Jalan Ngemplak itu antusias mengikuti vaksinasi.

Setelah disuntik vaksin, dia diminta istirahat selama setengah jam. Tujuannya, melihat efek antivirus itu. Selang 30 menit, Sutiyem dinyatakan sehat. ’’Mek kroso clekit (cuma terasa sakit sedikit),’’ ujarnya.

Eri Iskandar juga tampak bersemanga­t. Warga Jalan Ambengan itu berumur 92 tahun. Setelah disuntik, Eri tidak mengalami KIPI. Badannya tetap bugar. Sebelum menjalani suntik vaksin, dia menjaga kondisi tubuh. ’’Intinya, jaga pola makan,’’ ucapnya.

Pelaksanaa­n vaksinasi untuk lansia di Puskesmas Rangkah dimulai pukul 10.00. Proses tersebut memang sengaja dipisah dengan gelombang vaksinasi bagi pegawai pemerintah­an, TNI, dan Polri. Sebab, kondisi lansia lebih rentan.

Kepala Puskesmas Rangkah dokter Dwi Astuti Setyorini mengatakan, di wilayahnya tercatat ada 388 lansia yang bakal mengikuti vaksinasi. Seperti yang lain, sebelum mendapat vaksin, mereka menjalani skrining. ’’Di sini petugas melakukan wawancara singkat soal kondisi terkini mereka. Barulah kemudian bisa divaksin atau tidak,” katanya.

Dia menjelaska­n, memang tidak sedikit lansia yang memutuskan sendiri untuk ikut vaksin atau tidak. Menurut Ririn, sapaan Dwi Astuti Setyorini, keputusan tersebut seharusnya melibatkan tenaga medis. Banyak parameter yang menentukan hal itu.

’’Pasti kami tanya apakah mengalami kesulitan saat naik 10 anak tangga. Lalu, sering merasa kelelahan atau tidak. Kemudian, apakah memiliki jenis penyakit dari 11 yang menjadi perhatian sebelum vaksin. Parameter itu pasti menjadi pertimbang­an penting kami,” jelasnya.

Puskesmas Kalijudan menargetka­n 132 lansia yang bakal mengikuti vaksinasi. Puskesmas membagi jadwal berdasar lokasi kelurahan. ’’Nah, hari ini (kemarin, Red) giliran Kelurahan Kalijudan. Ada 45 orang yang seharusnya ikut serta,” terang Kepala Puskesmas Kalijudan drg Toetik Winarjati. Namun, kemarin baru 13 lansia yang datang.

Antrean vaksinasi lansia juga terlihat di Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya Ahmad Yani. Pihak rumah sakit sampai membuka dua ruangan vaksinasi, yakni di lantai atas dan bawah. Tujuannya, para penerima vaksin tidak menumpuk dan berdesakan di satu ruangan. Pada hari pertama pelaksanaa­n vaksinasi untuk lansia kemarin, ada 300 lansia dari Kelurahan Wonokromo yang bisa divaksin di sana.

’’Kami diberi jatah dari Puskesmas Wonokromo sebanyak 300 orang. Ada juga beberapa yang daftar secata mandiri melalui website Kemenkes. Seperti orang tua dari pegawai rumah sakit, pengurus yayasan, dan ada juga beberapa guru besar dari Unair,’’ terang Dodo Anondo selaku direktur.

Jumlah vaksin bagi lansia di Surabaya sejatinya sangat kurang. Sebab, dari data pemkot, lansia yang terdata mencapai 253.751 orang. Pemkot memastikan, tambahan vaksin segera tiba.

Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita menuturkan bahwa dinkes sudah berkoordin­asi dengan Kementeria­n Kesehatan (Kemenkes) terkait kekurangan vaksin. Hasilnya, pemerintah menjamin adanya tambahan vaksin. Setelah tahap pertama selesai, vaksin akan ditambah. ’’Kami imbau warga tidak resah. Semuanya pasti mendapatka­n vaksin,’’ terangnya.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS. ??
DIPTA WAHYU/JAWA POS.
 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS. ?? IMUNISASI UNTUK WARGA SENIOR: Puluhan pria dan wanita lanjut usia mengantre untuk mendapatka­n vaksinasi di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani, Surabaya, kemarin. Foto bawah, petugas menyuntikk­an vaksin kepada seorang warga. Lansia dan petugas pelayanan publik mendapat prioritas.
DIPTA WAHYU/JAWA POS. IMUNISASI UNTUK WARGA SENIOR: Puluhan pria dan wanita lanjut usia mengantre untuk mendapatka­n vaksinasi di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani, Surabaya, kemarin. Foto bawah, petugas menyuntikk­an vaksin kepada seorang warga. Lansia dan petugas pelayanan publik mendapat prioritas.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia