Jawa Pos

Rancang Bayar Parkir dengan Pindai QR Code

Kerja Sama dengan Perbankan

-

SURABAYA, Jawa Pos - Pemkot berupaya membenahi sistem parkir di Kota Pahlawan. Terutama parkir tepi jalan serta parkir di tempat khusus. Langkah itu dilakukan untuk meningkatk­an kenyamanan warga kota.

Selama ini persoalan parkir di tepi jalan dinilai mengganggu arus lalu lintas. Karena itu, pemkot akan membuat penataan. Untuk parkir di tempat khusus, bakal ada perbaikan sistem pembayaran parkir dengan QR code.

Kepala Dinas Perhubunga­n (Dishub) Surabaya Irvan Wahyudraja­d menjelaska­n, dua sistem parkir itu bakal ditata. Langkah yang dilakukan adalah dengan pembuatan peraturan daerah (perda). Saat ini rancangan produk hukum itu tengah dibahas bersama DPRD Surabaya. Perubahan pertama berkaitan dengan tarif. Irvan menjelaska­n, parkir harus memenuhi prinsip keadilan. Bakal ada tarif progresif untuk parkir. ’’Tarif harus menyesuaik­an lama waktu parkir,’’ paparnya.

Belum lagi, parkir di tepi jalan juga memicu persoalan. Jalan menjadi sempit. Lalu lintas terganggu. Pemasukan retribusi tidak sebanding dengan dampak yang didapatkan. Prinsip itu nanti menjadi rujukan untuk penataan parkir di tepi jalan. Sebab, saat ini besaran tarif retribusi parkir sama. Meski waktu parkir berlainan.

Poin kedua adalah teknis pembayaran retribusi. Selama ini, mayoritas pembayaran parkir menggunaka­n uang tunai. Cara itu terbilang tidak efektif. Dishub telah merancang sistem pembayaran tidak lagi menggunaka­n uang tunai alias cashless. Setelah parkir, warga tinggal mengambil HP, lantas memindai QR code Indonesian standard (QRIS) yang tertempel pada titik parkir itu. Setelah scan barcode, warga yang hendak membayar mendapatka­n pemberitah­uan pada layar HP. Lalu, mereka tinggal membayar. Tanpa ada kontak fisik dengan petugas parkir.

Irvan menyebutka­n, pihaknya sudah melakukan persiapan agar sistem itu bisa berjalan lancar. Yakni, dengan mengganden­g perbankan. ’’Karena berhubunga­n dengan rekening tabungan,’’ jelasnya.

Persiapan lain pembayaran cashless itu adalah menggelar simulasi untuk kalangan internal. Hasilnya cukup memuaskan. Yang tidak kalah penting adalah sosialisas­i. Menurut Irvan, warga harus mendapatka­n kejelasan dari sistem itu. Misalnya, dari mana uang untuk membayar parkir. ’’Langsung dipotong dari saldo tabungan,’’ terangnya. Selain itu, belum seluruh warga familier dengan pembayaran parkir online. Terutama masyarakat tingkat menengah ke bawah.

Rencananya, penerapan parkir QRIS itu dilakukan secara bertahap. Terutama di tempat parkir khusus. Contohnya, di park n ride serta aset pemkot seperti Balai Pemuda. Lebih lanjut, Irvan menuturkan keunggulan parkir QRIS. Ada sejumlah keuntungan yang didapat pemkot dan warga. Di antaranya, pada pelayanan. Di masa pandemi, sistem itu sangat bermanfaat untuk memutus mata rantai persebaran korona. ’’Karena uang bisa menjadi media penularan. Ada enam jukir dishub yang terpapar Covid-19,’’ jelasnya. Manfaat lainnya, pelayanan berjalan cepat. Warga tidak perlu menyediaka­n uang tunai untuk membayar parkir. Keunggulan lain adalah untuk menekan kebocoran pendapatan parkir.

Tarif harus menyesuaik­an dengan lama waktu parkir.’’

IRVAN WAHYUDRAJA­D Kepala Dinas Perhubunga­n Surabaya

 ?? GUSLAN GUMILANG/JAWA POS ?? TATA RAPI: Kondisi parkir kendaraan di Jalan Jimerto. Pemkot Surabaya merancang pembayaran parkir dengan sistem cashless menggunaka­n QRIS.
GUSLAN GUMILANG/JAWA POS TATA RAPI: Kondisi parkir kendaraan di Jalan Jimerto. Pemkot Surabaya merancang pembayaran parkir dengan sistem cashless menggunaka­n QRIS.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia