Bandara Banyuwangi Berlakukan Buka Tutup
Abu Vulkanis Gunung Raung Tak Kunjung Reda
BANYUWANGI, Jawa Pos – Semburan abu vulkanis Gunung Raung yang masih sangat fluktuatif benar-benar berimbas pada aktivitas penerbangan di Bandara Banyuwangi.
Setelah sempat ditutup pada Jumat (19/2), jalur penerbangan di bandara ujung timur Jatim itu kembali dibuka. Namun, masih memberlakukan skema buka tutup. Bergantung kondisi terakhir.
Misalnya, kemarin. Aktivitas penerbangan di bandara tersebut sempat ditutup sementara sejak pukul 06.00 hingga 09.00. Penutupan itu berdasar notice to airmen (notam) yang dikeluarkan Otoritas Bandar Udara III Surabaya.
Dampak penutupan bandara, empat jadwal penerbangan dibatalkan. Rute yang di-cancel adalah tujuan Surabaya–Banyuwangi (PP) dan Banyuwangi–Denpasar (PP).
Namun, pada pukul 10.00, jalur penerbangan di bandara tersebut kembali dibuka setelah mendapatkan notam. Pesawat dari Jakarta pada pukul 10.45 mendarat dengan selamat di Bandara Banyuwangi. Selanjutnya, pada pukul 11.30 penerbangan dari Banyuwangi menuju Jakarta juga berangkat dengan normal.
”Total, ada enam jadwal penerbangan. Empat jadwal penerbangan dibatalkan semuanya. Dua penerbangan masih berjalan normal,” ungkap Executive General Manager Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi Cin Asmoro.
Dia menjelaskan, pihaknya masih terus memantau kondisi Gunung Raung secara berkala sebelum menentukan buka tidaknya layanan di bandara. ”Keberadaan abu vulkanis Gunung Raung masih terus kami pantau bersama para komunitas bandara dari BMKG dan AirNav,” tegasnya.
Sejak status Gunung Raung naik dari level I menjadi level II (siaga), aktivitas Bandara Banyuwangi benar-benar terdampak. Bandara sempat tutup pada 7–14 Februari lalu akibat semburan abu vulkanis Raung yang tinggi. Setelah sempat beroperasi normal selama enam hari, bandara ditutup kembali pada Jumat (19/2).
Di sisi lain, petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung Burhan Alethea mengatakan, aktivitas erupsi Gunung Raung dapat dikatakan menurun. Tapi, dampak abu vulkanis dapat sewaktu-waktu terjadi. Karena itu, masyarakat diharapkan tetap waspada. ”Akitivitas kegempaan menurun, begitu juga dengan kepulan asap abu vulkanis,” ujarnya.
Meski terpantau mengalami penurunan erupsi, status Gunung Raung masih level II waspada. Dia meminta masyarakat dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari pusat erupsi puncak kawah.