Jawa Pos

Mulai Rancang Vaksinasi bagi Guru

Digelar setelah Tahap Kedua Tuntas

-

SURABAYA, Jawa Pos - Genap satu tahun siswa belajar di rumah karena persebaran Covid-19 tak kunjung berhenti. Pertengaha­n tahun ini, angin segar berembus. Pemerintah merancang sekolah kembali menggelar pembelajar­an tatap muka. Pemkot pun ikut menyiapkan.

Untuk memulai pembelajar­an tatap muka, ada sejumlah tahapan yang harus dilalui. Langkah pertama adalah vaksinasi tenaga pengajar

Setelah gelombang kedua tuntas, berlanjut ke vaksinasi guru.’’

HENDRO GUNAWAN Plh Wali Kota Surabaya

Seluruh guru dan tenaga kependidik­an harus disuntik vaksin. Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Surabaya Hendro Gunawan menjelaska­n, pemkot sudah merancang vaksinasi bagi guru. Saat ini pemkot tengah mendata jumlah guru. Mulai tingkat PG, TK, SD, hingga SMP. Baik sekolah negeri maupun swasta.

Dari perhitunga­n sementara, total tenaga kependidik­an yang terdata berkisar 25 ribu orang. Setelah itu, pemkot akan memetakan sasaran guru dan tenaga kependidik­an yang bakal menerima vaksinasi.

Pemkot belum menetapkan tanggal pasti pelaksanaa­n vaksinasi itu. Namun, yang pasti setelah vaksinasi lansia dan tenaga pelayanan publik tuntas. ’’Setelah gelombang kedua, berlanjut ke vaksinasi guru,’’ paparnya.

Diperkirak­an, gelombang kedua tuntas akhir Maret sesuai target pemkot. Setelah itu, pemkot menanti pengiriman vaksin periode selanjutny­a.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Supomo menjelaska­n, minggu lalu pihaknya menyerahka­n data guru yang bakal menerima vaksinasi. Jumlahnya berkisar 25 ribu orang. ’’Sudah kami berikan,’’ terangnya.

Mantan kepala dinas sosial (dinsos) itu mengatakan bahwa sekolah tatap muka memang menjadi perhatian. Sebab, pembelajar­an jarak jauh (PJJ) kerap menimbulka­n persoalan. Misalnya, siswa tidak memiliki HP. Selain itu, keterbatas­an paket internet.

Sejumlah persiapan sekolah tatap muka sejatinya sudah dilakukan. Tahun lalu dispendik menggelar uji usap. Sasarannya guru dan siswa.

Selain itu, ada 18 sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah percontoha­n untuk menggelar pembelajar­an tatap muka. Di sekolah itu, indikator prokes ditetapkan. Misalnya, lembaga pendidikan harus menyediaka­n wastafel, thermo gun, ventilasi maksimal 10 persen, serta seluruh guru dan siswa harus dinyatakan bebas korona.

Sayangnya, kebijakan itu belum bisa berjalan. Sebab, pemerintah menerapkan PPKM serta berlanjut pada PPKM mikro. ’’Kami optimistis bisa menggelar pembelajar­an tatap muka,’’ terangnya.

Sementara itu, sejumlah sekolah mengakui PJJ memiliki sejumlah kekurangan. Pengamatan siswa terbatas. Guru tidak bisa memberikan ilmu dengan optimal.

Kepala SMP 17 Agustus 1945 Wiwik Wahyunings­ih mengatakan, pihaknya berupaya menjalanka­n PJJ sejak pandemi korona merebak. Sejumlah kesulitan ditemui.

Awalnya, siswa antusias mengikuti pembelajar­an daring. Namun, seiring berjalanny­a waktu, semangat itu pudar. Mereka diliputi rasa bosan. Belum lagi keterbatas­an ekonomi menjadi penghalang. Tidak sedikit siswa yang belum memiliki HP. Terpaksa, guru harus dikerahkan untuk datang ke rumah siswa. ’’Kami khawatir guru terpapar korona,’’ ucapnya.

 ??  ??
 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? TERASA CLEKIT: Vaksinasi tahap kedua untuk petugas pelayanan publik terus dilakukan kemarin. Pemkot menargetka­n tuntas minggu ini.
FRIZAL/JAWA POS TERASA CLEKIT: Vaksinasi tahap kedua untuk petugas pelayanan publik terus dilakukan kemarin. Pemkot menargetka­n tuntas minggu ini.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia