Jawa Pos

Data Kebutuhan Cabai di Hotel, Restoran, dan Kafe

-

SURABAYA, Jawa Pos – Rasa cabai semakin ’’pedas”. Sebab, harganya terus melejit. Bahkan sejak sebulan lalu. Pemkot pun tak tinggal diam. Berbagai cara dilakukan untuk menurunkan harga cabai di pasaran. Salah satunya, menggelar operasi pasar. Termasuk mendata kebutuhan cabai di hotel, restoran, dan kafe (horeka) serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Harga cabai di pasaran berkisar Rp 110 ribu–Rp 120 ribu per kilogram. Hal tersebut tentu berdampak pada para pedagang dan pelaku usaha. Khususnya di bidang makanan. ’’Kalau masyarakat perkotaan secara luas tidak sebegitu terdampak,’’ kata Kepala Distribusi Dinas Perdaganga­n (Disdag) Trio Wahyu Bowo kemarin sore (25/2).

Menurut Trio, dampak kenaikan harga cabai dirasakan pelaku UMKM kecil serta hotel, restoran, dan kafe

Karena itu, pemkot turun tangan. Rapat dengan Kabag Perekonomi­an sudah dilakukan. Hasilnya, ada beberapa alternatif untuk menekan harga cabai. Di antaranya, sidak pasar dan intervensi kepada horeka dan pelaku UMKM kecil. Khususnya mereka yang menggunaka­n bahan baku utama cabai rawit.

Operasi pasar murah juga dilakukan. Terutama cabai rawit.

Dengan begitu, bukan hanya sembako dan kebutuhan pokok, melainkan juga cabai rawit. Harapannya, operasi bisa menjangkau permukiman warga sehingga bisa mengurangi beban pengeluara­n masyarakat. Khususnya mereka yang ekonomi menengah ke bawah.

Trio menjelaska­n, pihaknya sedang mencari distributo­r cabai rawit yang murah untuk disalurkan ke hotel, restoran, dan kafe serta pelaku UMKM.

Termasuk digunakan untuk operasi pasar.

Nanti harga yang ditetapkan jauh dari pasaran. Misalnya, jika di pasar Rp 120 ribu per kilogram, pemkot hanya mematok Rp 60 ribu per kilogram. ’’Harapannya bisa menstabilk­an harga cabai di pasaran,’’ terangnya.

Selain itu, sidak ke pasar bersama satgas pangan dari kepolisian terus dimasifkan. Tujuannya, mencegah penimbunan dan permainan harga pasar oleh distributo­r. Jika masalah itu ditemukan di lapangan, sanksi tegas bakal diberikan.

Dia menjalaska­n, ada banyak faktor yang membuat harga cabai melejit. Mulai masalah cuaca hingga gagal panen. Musim hujan membuat cabai busuk. Petani pun gagal panen. Di samping itu, banyak cabai yang terserang virus cacar. Hal itu juga disebabkan curah hujan yang tinggi. Akibatnya, jumlah cabai di pasaran terbatas dan harganya naik.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? MAKIN PEDAS: Pedagang Pasar Keputran Surabaya sedang menyiapkan cabai di lapaknya. Harga cabai makin membubung.
DIPTA WAHYU/JAWA POS MAKIN PEDAS: Pedagang Pasar Keputran Surabaya sedang menyiapkan cabai di lapaknya. Harga cabai makin membubung.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia