Rekalkulasi Anggaran Proyek Fisik Tiga RS
SURABAYA, Jawa Pos - Pembangunan tiga rumah sakit yang dirancang pemkot belum berjalan. Saat ini pemkot masih melakukan telaah proyek infrastruktur dengan total anggaran Rp 553 miliar itu. Salah satu yang menjadi topik bahasan ialah realokasi anggaran.
Tiga fasilitas kesehatan itu adalah rumah sakit Gunung Anyar dengan anggaran Rp 150 miliar, RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Rp 120 miliar, serta pengerjaan RSUD dr M. Soewandhie dengan proyeksi pendanaan Rp 283 miliar. Kabid Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya Iman Krestian Maharhandono menjelaskan, pembangunan fisik tiga rumah sakit itu belum dimulai. Pasalnya, tim anggaran pemerintah daerah masih mengutak-atik alokasi anggaran. ’’Kami menunggu petunjuk,’’ jelasnya kemarin.
Evaluasi anggaran itu disebabkan pandemi Covid-19. Pemerintah meminta seluruh daerah fokus meredam Covid-19. Nah, untuk membendung virus asal Tiongkok tersebut, dibutuhkan anggaran yang tidak kecil. Dana penanganan Covid-19, antara lain, dicukupi dari APBD pemkot. Jumlahnya bisa jadi terus bertambah seiring dengan kebutuhan. Anggaran pembangunan fisik yang tidak terlalu mendesak dialihkan pada penanganan virus korona. Tidak tertutup kemungkinan juga dana untuk pembangunan tiga faskes tersebut.
Iman mengatakan, saat ini tim anggaran meminta DPRKP CKTR untuk menghitung kembali atau rekalkulasi kebutuhan anggaran pembangunan tiga rumah sakit tersebut. ’’Perhitungan sedang kami kerjakan,’’ jelasnya.
Jika anggaran tiga rumah sakit itu bisa ditekan, sisa dana bisa dialihkan pada penanganan Covid-19. Sebab, saat ini keselamatan warga merupakan program yang paling prioritas.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Surabaya A.H. Thony menuturkan, dewan mendukung pembangunan tiga rumah sakit tersebut. Sebab, kapasitas rumah sakit milik Surabaya kini penuh. ’’Butuh tambahan rumah sakit,’’ jelasnya.