Bisa Cek Mandiri Kadar Antibodi Covid-19
Pastikan Kadar Kuantitatif dalam Tubuh
SURABAYA, Jawa Pos – Banyaknya kasus konfirmasi OTG (orang tanpa gejala) yang tidak terdata sangat disayangkan. Imbasnya tidak cuma dirasakan OTG. Potensi mendonorkan plasma konvalesen juga hilang karena penyintas Covid-19 tidak pernah menyadari dirinya terpapar.
Dalam kondisi tersebut, seseorang bisa saja menjalani tes antibodi kuantitatif RBD (receptor binding domain).
Tujuannya, memastikan antibodi di tubuhnya sudah terbentuk atau belum. ”Tes itu menghitung kadar kuantitatif antibodi terhadap Covid-19. Beda dengan serologi atau rapid test antibodi yang hanya ngecek ada atau tidaknya antibodi,” ujar Wakil Kepala Laboratorium National Hospital Fisari Saktiyani AMd Ak SSi.
Tes antibodi kuantitatif RBD dilakukan dengan mengambil sampel darah dari lengan. Selanjutnya, alat khusus digunakan untuk mengetahui kandungan antibodi dalam darah. ”Jadi, yang dicari ini protein spike RBD. Protein itu punya daya netralitas terhadap Covid-19,” papar Sari.
Dalam tes tersebut, hasil yang diperoleh adalah jumlah titer antibodi per mililiter darah. Pengambilan sampel hingga hasil keluar memakan waktu sekitar 3–4 jam.
Sari menyebut tes tersebut hanya sebagai skrining. Sifatnya mandiri. Tidak perlu menunggu jika ada kebutuhan atau keperluan terkait.
Tes bisa dilakukan mereka yang ingin tahu telah memiliki proteksi terhadap Covid-19 atau belum. Berikutnya, hasil tes itu bisa menjadi acuan untuk donor plasma konvalesen. ”Jadi, ya bisa, kalau mau donor plasma konvalesen, apa antibodi saya masih cukup tinggi untuk didonorkan?” ujarnya.
Tenaga medis atau lansia yang sudah mendapatkan vaksin bisa menjalani tes yang sama untuk melihat pembentukan antibodi. Tes semacam itu juga cocok dilakukan untuk memantau jumlah pembentukan antibodi dari waktu ke waktu. ”Misalnya, pertama sebelum vaksin, kemudian setelah dosis pertama, kemudian dosis kedua. Beda kenaikannya seperti apa?” jelasnya.
Sari menegaskan, pembentukan antibodi setiap orang bisa berbeda-beda karena bergantung mekanisme tubuh. Jadi, jumlah titer per mililiter bisa jadi tidak sama meski suntikan vaksin diberikan pada waktu bersamaan.
Pada para penyintas, kadar antibodi juga tidak stabil. Jumlahnya bisa berkurang seiring berjalannya waktu. karena itu pula, para penyintas diimbau untuk menyumbangkan plasma konvalesen kepada PMI dalam kurun waktu yang dianjurkan setelah dinyatakan sehat. Plasma tersebut dapat membantu kesembuhan pasien Covid-19 yang sedang dirawat.