Pengurus Dekati Pedagang dan Karyawan untuk Vaksinasi Covid-19 Masih Ada Yang Ragu karena Berita Hoaks
SURABAYA, Jawa Pos – Beberapa pasar dan pusat perbelanjaan mendapat prioritas dalam vaksinasi Covid-19. Di Surabaya Timur, misalnya, pedagang dan karyawan Hi-Tech Mall serta beberapa pasar mulai didata. Hingga kini, data calon penerima vaksin terus dikumpulkan.
Hingga kemarin (25/2), di HiTech Mall belum semua pedagang menyetorkan data pegawai mereka. Di pusat perbelanjaan TI tersebut, diproyesikan ada 1.500 orang yang divaksin. Mereka menjadi salah satu target dalam program vaksinasi. Sebab, aktivitas mereka berhubungan dengan banyak orang sekaligus memiliki dampak ekonomi yang besar.
Koordinator Pedagang Hi-Tech Mall Rudy Abdullah menyatakan, upaya untuk melengkapi data yang dibutuhkan terus dilakukan. Pihaknya berusaha bisa mengumpulkan data secepatnya. ”Yang sudah terkumpul sekitar 90 persen. Kami segera minta data bagi yang belum setor,” katanya.
Di Hi-Tech Mall, tercatat ada 330 toko. Jumlah karyawannya beragam. Mulai hanya satu orang hingga sepuluh orang. Rudy mengungkapkan bahwa salah satu kendala yang dihadapi adalah beredarnya informasi hoaks tentang vaksin. Akibatnya, sebagian penghuni pusat TI itu beranggapan, setelah vaksinasi, ada efek samping. Karena itu, mereka enggan mendaftar. ”Kabar ini yang coba kami tepis. Kami yakinkan bahwa vaksin aman. Bahkan, ada yang minta vaksin dalam bentuk oral saja karena takut disuntik,” ungkapnya.
Rudy menegaskan, sosialisasi telah berkali-kali diberikan. Termasuk memberi jaminan bahwa ada pengawasan kesehatan setelah menjalani vaksinasi. Pihaknya berharap, setelah vaksinasi, aktivitas di Hi-Tech Mall berjalan seperti sebelum pandemi. ”Memang, selama masa pandemi ini, kami terpukul betul. Jumlah pelanggan dari luar kota turun drastis karena mereka enggan berkunjung ke Surabaya,” ujarnya.
Sementara itu, pusat perdagangan yang juga akan mendapat giliran vaksinasi adalah Pasar Gunung Anyar. Pihak pasar telah menyerahkan data pedagang kepada puskesmas. Kini mereka menunggu jadwal vaksinasi.
Koordinator Operasional Pasar Gunung Anyar Kemas A. Chalim menyebutkan, ada sekitar 50 pedagang yang sudah didaftarkan. ”Informasinya, nanti dihubungi saat sudah tiba waktunya. Namun, kami belum tahu kapan bakal dilaksanakan,” jelasnya.
Memang, data yang disetorkan belum mencakup semua pedagang. Sebab, ada juga yang enggan divaksin. Alasannya, memiliki penyakit bawaan atau komorbid. ”Kami sudah yakinkan bahwa nanti ada petugas medis yang memeriksa. Diskrining layak vaksin atau tidak. Namun, pedagang tetap tidak mau memahami,” ungkap Kemas.
Dia menegaskan, vaksinasi itu penting untuk menggaet kepercayaan konsumen meski di Pasar Gunung Anyar belum pernah ditemukan kasus terkonfirmasi Covid-19. ”Kami sangat senang bila mendapat prioritas seperti ini. Kami berharap pasar bangkit lagi,” tuturnya.