Ajari Siswa Bertanam Hidroganik di Rumah
SURABAYA, Jawa Pos – Sukses bertanam dengan metode hidroganik di rooftop sekolah membuat SMPN 4 Surabaya merancang rencana. Guru di sekolah yang meraih juara I Hidroponik Terbaik Tingkat SMP Surabaya Eco School (SES) 2020 itu akan mengajarkan sekaligus menularkan ilmu mengenai hidroganik kepada para siswa. Dengan begitu, siswa bisa mempraktikkan kegiatan tersebut bersama orang tua di rumah masing-masing.
Masroro Suhartini, pembina lingkungan SMPN 4 Surabaya, mengatakan bahwa bertanam dengan metode hidroganik terbilang mudah. Asal telaten dalam ngopeni tanaman. Apalagi, metode hidroganik tidak membutuhkan tanah dan lahan yang luas. Sesuai untuk warga perkotaan. Pengajar mapel IPA itu mencontohkan cara hidroganik padi.
’’Benih padi disortir dulu dengan cara direndam. Lantas, benih yang mengapung dibuang. Lalu, disemai selama kurang lebih seminggu sampai bertunas. Baru kemudian dipindahkan ke lahan. Setiap hari mesti dicek apakah aliran airnya lancar. Selain itu, dilihat ada tidaknya gulma,’’ papar
Masroro kepada Jawa Pos kemarin (25/2).
Media tanamnya hanya menggunakan botol yang diisi air, sekam, dan pupuk organik. Lantas, diberi nutrisi secara berkala. ’’Kami segera mengonsep bagaimana mengajari anak-anak mengenai tata cara hidroganik,’’ katanya. Tujuannya, masing-masing bisa berpraktik di rumah dan nanti bisa panen bareng-bareng. Masroro menambahkan, materi hidroganik bisa disampaikan guru IPA kelas VII–IX di sela-sela materi daring. Siswa dan orang tua juga bisa sekaligus menjajal budi daya ikan seperti lele dalam satu instalasi hidroganik. ’’Bisa pakai bibit ikan dan tanaman apa pun. Tidak harus lele dan padi. Sangat sederhana sebetulnya karena bisa pakai pompa akuarium dan ikannya diletakkan di bak,’’ terangnya.
Nanti sisa pakan dan suplemen ikan yang tidak terserap serta feses dari ekskresi ikan dialirkan menjadi nutrisi alami bagi tanaman. Dia mengungkapkan, cara bertanam hidroganik memang mirip dengan hidroponik. Hanya, hidroganik murni menggunakan pupuk organik. Bukan pupuk kimia atau buatan.
’’Ketahanan pangan itu nanti bisa terwujud kalau banyak yang merespons positif dan mau melakukan,’’ tandasnya.