200 ASN Ikut Vaksinasi Tahap Kedua
Tak Mau Divaksin, Kena Denda Rp 5 Juta
SIDOARJO, Jawa Pos – Vaksinasi tahap kedua di Sidoarjo terlaksana mulai kemarin (25/2). Ratusan aparatur sipil negara (ASN) melakukan suntik vaksin di GOR Delta. Sementara itu, sebagian besar para tenaga kesehatan RSUD Sidoarjo melaksanakan vaksinasi tahap pertama termin kedua.
Peserta sangat antusias mengikuti penyuntikan vaksin. Mereka antre sejak pagi. Bahkan, beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Sidoarjo tiba di tempat vaksinasi sejak pukul 08.30.
Sebelum penyuntikan, para peserta melakukan registrasi dan verifikasi terlebih dahulu. Selanjutnya, dilakukan skrining pada meja kedua. Kemudian, mereka baru melakukan penyuntikan vaksin.
Tahap terakhir adalah observasi guna mengetahui ada tidaknya efek yang ditimbulkan setelah vaksinasi. Para peserta diminta menunggu selama setengah jam sebelum meninggalkan lokasi vaksinasi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sidoarjo Achmad Zaini yang hadir dalam vaksinasi ASN di GOR menyatakan, ada lebih dari 200 orang perwakilan ASN yang melakukan penyuntikan vaksin. Enam di antaranya adalah pimpinan OPD. ”Sesuai pengalaman saya, vaksinasi pertama efek yang muncul di saya sama nakes lainnya adalah ngantuk,” katanya.
Jika efek itu muncul, bagi ASN yang tengah bekerja di kantor bisa tidur bareng di kantor. Untuk yang tengah menjalani bekerja dari rumah, mereka bisa istirahat di rumah.
”Istirahat di rumah lebih baik.
Imun bisa naik kalau tidur di rumah. Efek lain setelah vaksinasi adalah pegal-pegal,” lanjut Zaini.
Efek tersebut terasa dalam kurun waktu dua hari. Namun, untuk vaksinasi kedua, tidak ada efek seperti vaksinasi pertama.
Zaini menyatakan, vaksinasi tidak seperti yang disebut dalam media sosial yang berefek negatif. Tapi, setiap orang memiliki reaksi berbeda. Bahkan, ada yang tidak merasakan efek apa pun setelah vaksinasi.
Dia menekankan, meski sudah divaksin, peserta tetap harus mematuhi prokes. Dengan vaksinasi tersebut, diharapkan tidak timbul klaster baru. Untuk mengurangi persebaran virus Covid-19.
Targetnya, 70 persen dari 2,3 juta warga Sidoarjo tervaksin semua agar timbul kekebalan komunal. Untuk ASN, dari 20 ribu ambil 70 persen, yakni sekitar 14 ribu orang. Vaksinasi secara bertahap akan dilakukan.
Bagi ASN yang yang sudah masuk kuota dan ada jadwal vaksinasi, tapi tidak mau disuntik vaksin, mereka akan dikenakan denda. ”Sesuai aturan sanksi yang harus dibayar sebesar Rp 5 juta,” tegas Zaini.
Hal itu dikenakan kepada mereka yang tidak ada hambatan atau masalah medis saat vaksinasi berlangsung. Penyuntikan vaksin pertama di GOR dilakukan kepada Kepala Inspektotar Sidoarjo Andjar Surjadianto. Tak sampai satu menit proses vaksinasi berlangsung.
Kepala BPBD Sidoarjo Dwijo Prawito pun sukses menjalani vaksinasi. ”Tidak terasa sakit. Biasa saja rasanya,” ujar Dwijo setelah vaksinasi.
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman menyatakan bahwa vaksinasi tahap kedua akan terus berjalan. ”Dalam waktu seminggu, vaksinasi tahap kedua termin pertama harus tuntas. Ada 14.186 orang yang masuk kuota penyuntikan vaksin,” ujarnya.
Selain ASN yang masuk pelayan publik, ada para tenaga kesehatan yang melakukan vaksinasi tahap pertama termin kedua. Termasuk, para TNI dan Polri.
Bahkan, di puskesmas mereka mulai melakukan vaksinasi kemarin. Misalnya, Puskesmas Buduran telah memvaksin pelayan publik dari kecamatan Buduran. Ada 40 orang yang telah divaksin.