Jawa Pos

Batik Encim Pekalongan untuk Desain Peranakan

-

SURABAYA, Jawa Pos - Perayaan Imlek memang telah usai. Namun, nuansa tahun kerbau logam masih bisa dirasakan maupun diciptakan dalam keseharian. Salah satunya lewat penggunaan busana yang lekat dengan ciri khas etnis Tionghoa. Hal itu bisa terlihat dari karya kolaborasi pertama antara penggiat batik Mona Explomo dan desainer muda Selma Halida.

Keduanya mengangkat batik encim Pekalongan untuk karya fashion bernuansa peranakan. Mona yang sudah puluhan tahun bergelut di dunia perbatikan mengatakan, motif batik tulis yang dipakai hanya satu. Karena itu, tidak akan ada yang menyamai. Proses pembatikan pun dilakukan secara manual oleh perajin lokal.

’’Saya dan Selma rundingan berdua. Awalnya memang untuk busana Imlek yang berbeda dari segi model dan warna. Tidak melulu merah. Bisa nyaman dipakai kapan pun dan everlastin­g. Artinya, selepas Imlek pun masih bisa dikenakan untuk pesta maupun menunjang tampilan keseharian,’’ terang penggagas Indonesian Heritage itu.

Tidak heran, karya keduanya memiliki model yang beragam. Ada yang berupa flare two piece. Yakni, dua potong baju yang terdiri atas rok duyung tiga perempat dengan atasan jipao alias baju beraksen kerah Shanghai. Ada juga yang dibentuk dalam model oversize, body fit, mididress, kulot, hingga atasan dengan detail puff sleeve alias lengan balon. ’’Harapannya supaya mudah dikombinas­ikan dengan model baju apa pun untuk segala occasion,’’ imbuhnya. Selain untuk perempuan, Mona dan Selma mendesain model serupa untuk laki-laki. Lengan panjang bisa dipakai untuk kegiatan yang cenderung formal dan lengan pendek untuk kesempatan yang lebih santai.

Warna-warna pastel yang mendominas­i karya itu terinspira­si dari drama Mandarin berjudul The Little Nyonya yang lantas dieksplora­si oleh keduanya. Mona mengungkap­kan, butuh chemistry yang erat untuk melahirkan karya yang datangnya dari hati. ’’Batik encim Pekalongan sendiri punya motif khas, yakni bunga buketan. Untuk perawatann­ya, bisa dicuci tangan pakai klerek. Lalu, dibilas dan diangin-angin. Batik tulis sendiri semakin sering dicuci semakin keluar warnanya,’’ paparnya.

Sementara itu, Selma mengatakan bahwa kolaborasi­nya dengan Mona terlahir dari keinginan keduanya untuk mengajak anak muda mengenakan batik dalam keseharian mereka. Itu diwujudkan melalui potongan yang lebih kasual dan

 ?? ALFIAN RIZAL/JAWA POS ?? ORIENTAL: Dua model mengenakan busana karya kolaborasi pertama antara penggiat batik Mona Explomo dan desainer muda Selma Halida.
ALFIAN RIZAL/JAWA POS ORIENTAL: Dua model mengenakan busana karya kolaborasi pertama antara penggiat batik Mona Explomo dan desainer muda Selma Halida.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia