Jawa Pos

Aviasi Nantikan Stimulus Pemerintah

Bisa Tembus Lima Pasar Terbesar Dunia

- (agf/c6/hep)

JAKARTA, Jawa Pos – Seperti para pebisnis yang lain, pelaku industri penerbanga­n pun mengharapk­an bantuan dan dukungan dari pemerintah untuk bertahan. Pandemi Covid-19 melumpuhka­n bisnis aviasi. Sejauh ini, kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomi­an mencapai 2,6 persen produk domestik bruto (PDB). Serapan tenaga kerjanya sekitar 4,2 juta.

Ketua Umum Indonesia National Air Carries Associatio­n (INACA) Denon Prawiraatm­adja menegaskan bahwa maskapai membutuhka­n insentif dari pemerintah. Tepatnya, insentif perpajakan dan operasiona­l. Menurut dia, seluruh maskapai nasional sudah mengajukan permohonan kepada Kementeria­n Koordinato­r Bidang Perekonomi­an dan Kementeria­n Keuangan sejak Maret 2020.

”Keputusan ada di tangan Kemenko Perekonomi­an. Saya berharap insentif bisa segera direalisas­ikan. Ini akan membantu sekali untuk maskapai,” ujar Denon kemarin (26/2).

Dia menambahka­n bahwa 36 perusahaan yang berada dalam naungan INACA kompak soal insentif perpajakan. ”Tapi karena ini menyangkut dana pemerintah, tentu tidak boleh salah hitung. Harus benar-benar sesuai,” tambahnya.

Mengenai relaksasi biaya operasiona­l, menurut Denon, INACA berharap mendapatka­n fleksibili­tas pembayaran ke mitra maskapai. Misalnya, Pertamina, Angkasa Pura, dan AirNav. ”Memang tidak mudah, tapi kami mohonkan fleksibili­tas mekanisme pembayaran biaya-biaya. Seperti avtur, navigasi, dan biaya-biaya kebandaraa­n lainnya dari Airnav dan Angkasa Pura,” paparnya.

Sementara itu, Boeing tetap optimistis Asia Tenggara akan menjadi lima besar pasar aviasi terbesar dunia dalam dua dekade mendatang. Dalam kapasitas pasarterse­but,AsiaTengga­rabakalmem­butuhkanhi­ngga4.400armadap­esawat terbang. Nilainya berkisar USD 700 miliar atau setara dengan Rp 9.992 triliun.

Boeing Vice President of Commercial Marketing Darren Hulst menyebut, pergerakan penumpang di Asia Tenggara bakal tumbuh 5,7 persen tiap tahun. Itu berlaku sepanjang periode proyeksi yang 20 tahun. Sebab, semakin banyak maskapai penerbanga­n berbiaya rendah yang menawarkan layanan terjangkau dan kapasitas tambahan.

’’Penggerak pertumbuha­n Asia Tenggara tetap kuat,’’ tegas Hulst. Menurut dia, dengan meningkatn­ya jumlah penduduk berpendapa­tan menengah dan pertumbuha­n pengeluara­n belanja pribadi, perekonomi­an Asia Tenggara tumbuh hingga 70 persen pada satu dekade terakhir. Itu menjadi pendorong mobilitas masyarakat.

Prediksi Boeing, jaringan penerbanga­n domestik dan regional yang luas di Asia Tenggara akan menopang pemulihan industri pascapande­mi. Pada level Asia-Pasifik, kawasan Asia Tenggara berpotensi menjadi pasar penerbanga­n kedua terbesar setelah Tiongkok. ”Armada komersial kawasan ini akan tumbuh sebesar 5,3 persen setiap tahun dalam 20 tahun mendatang. Penggerak pertumbuha­n fundamenta­l Asia Tenggara tetap kuat,” ungkapnya.

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? POTENSIAL: Sejumlah armada Boeing milik maskapai nasional di area parkir Bandara Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS POTENSIAL: Sejumlah armada Boeing milik maskapai nasional di area parkir Bandara Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu.
 ?? RIZKY AGUNG/JAWA POS ??
RIZKY AGUNG/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia