Perluas Pengetahuan dengan Permata Merdeka
Bagian Program Merdeka Belajar PTN Se-Indonesia
SURABAYA, Jawa Pos – Pendaftaran Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (Permata) Merdeka ditutup kemarin (26/2). Kampus-kampus perguruan tinggi negeri (PTN) pun siap bertukar mahasiswa selama satu semester. Dosen di kampus-kampus tersebut juga akan saling ajar kepada mahasiswa pertukaran itu.
Salah satu kampus yang mengikuti Permata Merdeka adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Unesa bekerja sama dengan 21 PTN di Indonesia. Dari program itu, ada 40 pendaftar yang bakal bertukar belajar di Unesa. Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa dari kampus lain yang berkesempatan untuk belajar mata kuliah tertentu yang mereka inginkan.
Mahasiswa-mahasiswa yang bertukar belajar di Unesa berasal dari berbagai kampus. Di antaranya, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Negeri Jakarta, UPN Veteran Yogyakarta, UPN Veteran Jawa Timur, Universitas Palangka Raya, Universitas Sebelas Maret Solo, serta Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Di Unesa, mereka bisa mempelajari mata kuliah yang mereka minati, sekali pun tidak
berkaitan secara langsung dengan program studi yang diampunya di kampus asal.
”Ini adalah bagian dari program Merdeka Belajar. Jadi, mahasiswa luar bisa belajar di Unesa, mahasiswa Unesa juga bisa belajar di kampus luar,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik Unesa Prof Dr Bambang Yulianto MPd.
Menurut dia, program Merdeka Belajar tersebut sangat bermanfaat untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa agar dapat memperluas pengetahuan dan mengenal ilmuilmu lainnya yang sebelumnya tidak pernah mereka pelajari.
Kepala Humas Unesa Vinda Maya Setianingrum mengatakan, ada sebelas mata kuliah di Unesa yang akan menerima mahasiswa peserta Permata Merdeka. Sebelas mata kuliah tersebut, di antaranya, creative writing, social media life, komunikasi pendidikan, dan reportase. Mahasiswa dari kampus-kampus lain yang mempelajari mata kuliah tersebut tidak harus berlatar belakang ilmu sosial. ”Ada mahasiswa yang dia kuliah teknik perkapalan, agribisnis, dan lainlain. Mereka ingin belajar mata kuliah yang diajarkan di prodi ilmu komunikasi,” kata Vinda.
Dia melanjutkan, hal itu adalah tantangan. Dari sisi mahasiswa, mereka dituntut untuk mampu memahami materi yang diajarkan di kampus lain, padahal latar belakang keilmuan mereka tidak bersinggungan langsung dengan mata kuliah tersebut.
Sementara itu, tantangan bagi dosen adalah membuat penyampaian materi yang menyenangkan dan mudah dipahami. Agar, semua mahasiswa, baik mahasiswa Unesa maupun perserta Permata Merdeka, bisa menyerap materi yang disampaikan dengan baik.
”Ini menantang sekaligus menyenangkan. Apalagi, nanti pihak kampus juga mengirimkan evaluasi nilai mahasiswa ke kampus asalnya,” ucap Vinda.
Sementara itu, ada 120 mahasiswa Unesa yang mengikuti Permata Merdeka. mereka adalah mahasiswa semester IV, VI, dan VIII. Para mahasiswa itu mendaftar ke berbagai kampus lain dan memilih mata kuliah tanpa dibatasi latar belakang pendidikan mereka.