Ramai-Ramai ’’Pemanasan’’ PTM
BONDOWOSO, Jawa Pos – Sejumlah kabupaten/kota di Jatim mematangkan penerapan pembelajaran tatap muka (PTM). Uji coba dilakukan dengan format yang disesuaikan dengan kondisi di daerah masing-masing.
Di Bondowoso, sejumlah SD dan SMP sudah melaksanakan uji coba PTM. Bahkan, uji coba itu digelar sejak dua pekan lalu. Uji coba hanya diperuntukkan kelas VI SD dan kelas IX SMP.
Alasannya, para siswa kelas VI dan IX difokuskan terlebih dahulu untuk menghadapi ujian akhir. Namun, sesuai rencana, mulai pekan depan skema itu diterapkan di semua lembaga pendidikan.
”Tidak bisa dimungkiri, pemberian materi pelajaran kepada siswa saat pembelajaran jarak jauh (PJJ) belum bisa efektif. Itu tidak hanya dikeluhkan para guru, tetapi juga wali murid,” kata Plt Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bondowoso Haeriyah Yulianti.
Skema sama diterapkan di Ponorogo. Pelaksanaan ’’sekolah normal’’ yang dimulai Senin (5/4) masih sebatas warming up (pemanasan). Hanya siswa kelas VI dan IX yang masuk. Mereka pun hanya menjalani ujian akhir semester genap selama sepekan. ’’Kelas lainnya baru aktif setelah Lebaran,’’ kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Ponorogo Endang Retno Wulandari.
Di Blitar, PTM terbatas juga diterapkan untuk siswa berkebutuhan khusus. Misalnya, yang terlihat di Pusat Layanan Autis (PLA) Kota Blitar. Sama halnya dengan sekolah reguler, pembatasan siswa juga diterapkan. Yakni, dibagi menjadi dua gelombang. Skrining secara ketat juga berlaku bagi seluruh orang tua dan guru pendamping.