Saling Bertoleransi demi Jatim Guyub Rukun
Jumat Agung dan Perayaan Paskah Lancar
SURABAYA, Jawa Pos – Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jatim memastikan kegiatan Paskah berlangsung aman. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga mengimbau masyarakat tak hanya saling bertoleransi, tapi juga menjaga kenyamanan umat Kristiani dalam beribadah. Dengan begitu, Jatim bisa guyub rukun.
Kunjungan dilakukan Khofifah di Gereja Katedral Hati Kudus Yesus, Surabaya, kemarin pagi (2/4). Gubernur didampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Inspektorat Kodam V/Brawijaya Brigjen TNI Arie Subekti, dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Khofifah beserta rombongan meninjau lokasi utama tempat Jumat Agung dan Paskah. Satu per satu sudut ruangan gereja diperiksa.
Dalam kunjungan tersebut, Pemprov Jatim memberikan bantuan belasan macam alat skrining Covid-19. Salah satunya, alat rapid test antigen sebanyak 500 buah. Bantuan tersebut ditujukan untuk Gereja Katedral di Surabaya sehingga bisa mendukung penerapan prokes secara ketat.
Khofifah mengatakan bahwa semua kegiatan Jumat Agung dan Paskah dipastikan bisa berjalan lancar, aman, dan nyaman. Pemprov Jatim pun ingin menjadi bagian dari proses tersebut sehingga bisa menjamin pelaksanaan ibadah. ’’Selamat menjalankan ibadah, semoga semuanya lancar,’’ ucapnya.
Menurut dia, kelancaran kegiatan beribadah membutuhkan dukungan semua pihak. Bukan hanya kepolisian atau TNI, masyarakat juga harus saling menghargai dan bertoleransi. Dengan begitu, harmonisasi di Jatim bisa terwujud. ’’Kita harus membuat Jatim menjadi guyub rukun,’’ terang mantan Mensos tersebut.
Romo Yosef Eko Budisusilo, vikaris jenderal Keuskupan Surabaya, menuturkan, selain karena pandemi, ada yang berbeda dengan pelaksanaan
Jumat Agung dan Paskah. Yakni, soal pengamanan yang lebih diperketat daripada sebelumnya.
Kendaraan barakuda dan personel TNI-Polri disiagakan. Yosef mengungkapkan, jemaat kini cemas tak hanya karena pandemi, tapi juga aksi teror seperti yang terjadi di Makassar pada Minggu lalu. ’’Terima kasih kepada aparat keamanan yang membantu berjalannya ibadah Paskah,’’ ujarnya.
SOP ketat pun dilaksanakan pihak gereja. Mulai awal masuk pagar hingga menuju area dalam gereja. Menurut Romo Yosef, jumlah jemaat yang datang dibatasi. Yakni, hanya 25 persen dari kuota yang ada. Gereja yang mampu menampung 800 jemaat kini hanya diisi 200 orang.
Nah, sebagai solusi, Gereja Katedral Hati Kudus Yesus juga membuat live streaming kegiatan beribadah. Tujuannya, mereka yang tidak bisa datang tetap beribadah dari rumah. ’’Selain dari aparat, kami membuat sistem pengetatan siapa saja jemaat yang bisa masuk,’’ terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menambahkan, selama ibadah Paskah, keamanan di berbagai tempat di Surabaya diperketat. Termasuk di pusat perbelanjaan. Pemkot sudah bekerja sama dengan pihak aparat terkait dengan hal itu. Dengan demikian, warga yang berkunjung tak perlu cemas, apalagi takut.