Kurangi Kapasitas, Singkat Durasi
Misa Jumat Agung Patuhi Prokes
SURABAYA, Jawa Pos – Umat Kristiani Surabaya dan sekitarnya dapat mengikuti ibadat Jumat Agung dengan nyaman. Mereka berharap rangkaian kegiatan Paskah dilalui dengan aman. Selain tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) di masa pandemi, umat Kristiani bisa dengan tenang menjalankan ibadat tanpa waswas akan aksi teroris.
Pemandangan khidmat tersaji di Gereja Katolik Santo Yakobus kemarin (2/4). Satu baris terisi, satu baris dibiarkan kosong. Kursi-kursi tak terisi penuh. Bahkan saat misa perayaan spesial seperti Jumat Agung yang pada masa sebelum pandemi selalu dipenuhi jemaat.
Gereja dengan kapasitas lebih dari 2.000 orang tersebut hanya dibuka untuk 600 pendaftar pertama. Biasanya, pengelola gereja memasang tenda tambahan untuk menampung jemaat. ”Sekarang kami hanya pakai gedung gereja. Lantai bawah, lantai utama, dan sedikit di lantai atas,” kata Alexander M., ketua panitia rangkaian misa Paskah.
Sejak vaksin mulai diberikan, pembatasan memang lebih longgar. Tak ada lagi aturan batas usia. ”Makanya lansia sudah boleh. Karena kebanyakan juga sudah divaksin,” papar Alex, sapaannya.
Umat cukup mendaftarkan diri lewat laman website resmi gereja dan memilih sesi misa mana yang diikuti. Misa Jumat Agung di gereja itu hanya diadakan dua kali, yaitu pukul 13.00 dan 18.00. Misa Kamis Putih hanya dilakukan sekali dan misa Paskah akan dilakukan tiga kali.
Misa Jumat Agung biasanya digunakan umat Kristiani untuk mengingat kembali perjalanan Yesus sebelum disalib. Tak jarang misa Jumat Agung diisi dengan visualisasi jalan salib. Pandemi tentu membatasi prosesi tersebut. ”Biasanya dinyanyikan, sekarang ceritanya hanya dibacakan,” tutur Alex.
Hal tersebut juga dilakukan untuk memperpendek durasi misa. Biasanya, satu sesi bisa berjalan hingga dua jam. ”Sekarang jadi satu jam lebih saja,” sambungnya. Pintu gereja juga dibuka lebar-lebar untuk menjaga sirkulasi udara tetap baik.
Selain penjagaan terkait dengan persebaran virus, pihaknya waspada akan keamanan mengenai terorisme. Agus Haryanto, pengurus gereja, menyebutkan bahwa gereja terus dipantau polsek setempat. ”Sejak ada kejadian di Makassar, mereka selalu patroli tiap hari ke sini,” ucap Agus. Waktunya tak menentu, tapi tiap hari pasti ada kunjungan.
Sejak Kamis malam (1/4), kendaraan taktis dari Yonif Mekanis 516/CY disiagakan. ”Anggota yang berjaga lima orang,” ujar Dwi Rishartanto, salah seorang anggota koramil setempat. Penjagaan dilakukan hingga misa terakhir rangkaian Paskah nanti selama 24 jam.