Tiap Pagi Panen Puluhan Kilogram Jamur
SURABAYA, Jawa Pos - Sejak pagi, Anis Satu Risda sibuk mengamati satu per satu jamur tiram yang dipanen dari Rumah Jamur Sememi Jaya II, Benowo. Tenaga Laboratorium Taman Anggrek itu memastikan seluruh jamur yang dipanen dalam kondisi laik.
Jamur dipanen setiap pagi di ruang sebelah Barbara, salah satu rumah eks lokalisasi Moroseneng, Sememi. Rak-rak yang berisi baglog berjajar ke belakang. Anis menuturkan, saat ini baglog-baglog memasuki usia aus. Tidak lagi produktif. Petugas mengangkuti baglog-baglog tersebut. ’’Baglog-baglog itu bisa dipakai pupuk. Jadi, enggak akan sia-sia,” tuturnya.
Perempuan kelahiran Surabaya pada 1986 itu mengungkapkan bahwa baglog mempunyai usia. Ketika baglog memasuki usia 6–8 bulan, masa panen jamurnya semakin sedikit. Saat baglog masih usia 3–4 bulan, kuantitas panennya melimpah hingga mencapai 30 kilogram. Namun, ketika usia 6–8 bulan, jamur yang dipanen sekitar 20 kilogram.
Suhu ruangan dijaga betul oleh petugas agar tetap stabil. Anis menyatakan, suhu dipastikan harus lembap dan sejuk. Tidak boleh terlalu panas. ’’Suhunya harus 23–24 derajat Celsius. Kami lakukan pembasahan setiap hari. Ketika musim kemarau, kami pasang blower juga supaya tetap sejuk dan lembap,” jelas alumnus Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) itu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya Yuniarto Herlambang mengatakan, setiap hari pihaknya membagikan hasil panen jamur kepada warga. Per keluarga mendapatkan 300 gram. ’’Pembagian itu digilir. Merata kok,” tuturnya.
Yuniarto menyampaikan, pemkot Surabaya juga berharap ke depan Rumah Jamur dapat mendongkrak ekonomi warga. Terutama warga sekitar Rumah Jamur.