Pameran Virtual untuk Angkat Pasar
Seni Rupa Jatim Gencar Masuk Digital
SURABAYA, Jawa Pos – Satu per satu potret lukisan ditampilkan di sebuah katalog virtual. Kumpulan seni rupa itu merupakan karya dua puluh seniman asal Jawa Timur. Dengan berbagai rupa dan aliran. Pameran itu dihelat untuk mengembangkan pasar seni rupa di Jawa Timur. Khususnya dalam bentuk digitalisasi saat situasi pandemi.
Salah seorang seniman yang berkontribusi adalah Moch. Mulyono asal Surabaya. Dia memamerkan dua lukisannya yang beraliran surealisme. Lukisan-lukisan itu terinspirasi dari budaya Indonesia. Dengan judul Gugurnya Rahwana Ngalengka Diraja dan Bermimpi tentang Nusantara yang Jaya. Di lukisan pertama, Mulyono memvisualisasikan cerita romantisme klasik Rahwana dan Sinta.
Dia melukis rupa Rahwana yang menghadapi perlawanan dari Hanuman. Yakni, utusan Rama Wijaya untuk membebaskan Sinta dari tangan Rahwana. Dari kisah cinta itu, Mulyono membawa sebuah pesan. ”Bahwa, cinta itu mengajarkan arti kesabaran, toleransi, dan pengorbanan,” papar pria yang memiliki studio di Sambikerep, Surabaya, itu.
Ada juga dua lukisan milik seniman Lukman Gimen. Keduanya terinspirasi dari situasi pandemi yang mengakibatkan keadaan menjadi tidak stabil. Salah satunya adalah lukisan dengan rupa kapal yang terlihat porak-poranda di sebuah pelabuhan. ”Ibarat keadaan ekonomi yang sedang turun drastis sehingga membuat masyarakat menjadi kesusahan,” kata seniman asal Surabaya tersebut.
Selain itu, masih ada 26 karya lukisan lain yang dipamerkan dalam kegiatan tersebut. Penyelenggara Arif Rofiq menjelaskan bahwa kegiatan itu bertujuan mengangkat pasar seni rupa Jawa Timur. Khususnya di era digital melalui media sosial. Karena itu, mereka menyelenggarakan pameran secara virtual. Terlebih situasi pandemi yang mengharuskan mereka mengambil celah di media digital.
”Seni rupa merupakan bagian dari ekonomi kreatif, cara memamerkannya pun harus kreatif,” kata pria yang menjabat kepala UPT Pemberdayaan Lembaga Seni dan Ekonomi Kreatif Wilwatikta tersebut.
Pameran itu berlangsung sejak awal Maret. Para seniman yang berkontribusi adalah anggota Komunitas Perupa Jawa Timur. Mereka pun tetap berharap situasi membaik dan segera bisa memamerkan karya secara on the spot.