Kuota Full, Ada Umat yang Terpaksa Balik Kucing
SURABAYA, Jawa Pos - Kemarin (4/4) menjadi rangkaian terakhir perayaan Paskah di seluruh gereja di Surabaya, termasuk di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria (Kelsapa), Jalan Kepanjen. Secara keseluruhan acara berlangsung lancar. Hanya, ada beberapa umat yang terpaksa ditolak karena gereja menerapkan kuota untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes) yang ditetapkan satgas Covid-19.
Romo Kepala Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria (Kelsapa) Paryanto C.M. mengaku bersyukur serta berterima kasih kepada semua pihak yang membantu rangkaian peribadatan. Penjagaan berlapis dari semua unsur, termasuk Pemerintah Kota Surabaya, TNI, dan Polri, membuat umat yang beribadah terasa nyaman dan khusyuk. ”Semua berjalan dengan aman. Meski berlangsung dengan terbatas,” katanya kemarin (4/4).
Dia mengungkapkan bahwa perayaan pada tahun lalu dengan tahun ini jelas berbeda. Jika sebelumnya aktivitas peribadatan berlangsung secara streaming, kini umat boleh hadir meski terbatas. ”Kalau tidak ada pandemi, bisa mencapai 2.000 jemaat. Tahun ini hanya 322 umat,” terangnya. Sebelum melakukan ibadah tatap muka, Gereja Kelsapa Kepanjen menjalani assessment dengan satgas Covid-19 dari Pemkot Surabaya.
Selama pelaksanaan rangkaian ibadah yang dimulai sejak Kamis malam (1/4) itu, ada beberapa jemaat yang tidak diperbolehkan masuk. Kebijakan itu diterapkan karena kuota kapasitas yang ditetapkan Satgas Covid-19 Kota Surabaya sudah terpenuhi. Jemaat pun pulang dan beribadah via streaming di rumah.
”Ada suster kami yang kebetulan tidak bertugas terpaksa ditolak. Misa sore pukul 15.00, tapi pukul 14.00 kuota sudah terpenuhi. Ya kami sarankan mengikuti dari rumah,” jelasnya. Ada juga umat yang protes sudah mengantre lama, tapi karena kuota sudah terpenuhi, pihaknya tetap berpegang pada aturan. Bagi Romo Kulonprogo, Jogjakarta, itu, semua ini menjadi pelajaran bagaimana kesadaran prokes diuji.
Paryanto berharap pandemi dapat segera berakhir dan kehidupan dapat kembali normal dan pulih seperti sediakala. Dia juga berdoa agar kedamaian senantiasa menyelimuti bangsa dan Indonesia, khususnya Surabaya, sebagaimana harapan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi agar Surabaya tetap aman dan kepemimpinannya tetap amanah.