Permintaan Tinggi Pancing Kenaikan Harga
Harga Daging Ayam Capai Rp 40 Ribu, Disdag Siapkan Operasi Pasar
SURABAYA, Jawa Pos – Reni Pratiwi urung berbelanja daging ayam di Pasar Setro Makmur kemarin pagi (11/4). Dia sedikit kaget dengan harga ayam yang menyentuh angka Rp 40 ribu per kilogram. ”Wurung wis. Beli tahu tempe cukup,” katanya.
Memasuki awal Ramadan, tren kenaikan harga daging ayam di pasaran masih belum bisa direm. Misalnya, di Pasar Pucang Anom dan Pasar Setro Makmur, banderolnya sudah mencapai Rp 40 ribu per kilogram. Permintaan yang tinggi membuat harga daging ayam terkerek sejak sepekan lalu.
Padahal, saat normal, pedagang hanya membanderol daging ayam Rp 30 ribu per kilogram. Kebutuhan lain membuat Reni pikir-pikir untuk menyediakan menu ayam di meja makannya. ”Yang lain-lain masih mahal. Jadi kudu hemat,” celetuknya disambut tawa pembeli yang lain.
Bukan hanya Reni, pedagang makanan yang biasa mengandalkan menu ayam pun menerapkan strategi khusus. Itu untuk mengurangi kerugian. Salah satunya mengurangi porsi potongan.
Effendi, pedagang Pasar Setro
Makmur, menyebutkan bahwa kenaikan sudah terjadi sejak awal bulan. Tren naik pelan-pelan. ”Sampai sekarang belum pernah turun,” ucapnya.
Salah satu faktor penyebab kenaikan, jelas Effendi, memang permintaan yang banyak. Biasanya dia hanya menyetok 50 ekor. Kini harus menambah 50 persen lagi. ”Mungkin mau awal puasa, banyak yang masak untuk puasa hari pertama.”
Di Pasar Pucang Anom harga daging ayam juga tercatat Rp 40 ribu per kg. Salah satu pedagang Sunaryo menyebutkan, kenaikan itu tidak mengurangi animo masyarakat untuk belanja. ”Istilahnya mereka
bahan. Mungkin disimpan untuk lauk sahur. Jadi, pembeli ya malah meningkat. Tidak turun sama sekali,” ujar penjual asal Rungkut itu.
Harga komoditas tersebut lebih tinggi Rp 5.000 dibanding harga acuan penjualan di konsumen (HAPK) tertinggi Rp 35.000 per kg. Selain itu, harga telur juga terpantau masih naik tipis. Di pasaran mencapai Rp 23 ribu per kg. Lebih tinggi Rp 500 daripada HAPK.
Sementara itu, untuk menjamin ketersediaan bahan pokok (bapok) dan stabilitas harga, Dinas Perdagangan (Disdag) Surabaya bakal menggelar operasi pasar dengan intensitas yang lebih banyak. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan akses ke bapok murah dengan lebih mudah.
Kepala Disdag Surabaya Wiwiek Widyawati menerangkan, dalam satu wilayah bisa diadakan empat sampai enam titik operasi pasar dalam sehari. Biasanya hanya dua titik setiap hari. ”Kami berharap cara itu menjadi solusi agar akses ke bapok yang harganya murah dijangkau. Sehingga daya beli dan ekonomi warga tetap terjaga. Juga sebagai kontrol harga di masyarakat,” jelasnya.