BAFTA Diliputi Nuansa Duka
Digelar Sehari setelah Kepergian Pangeran Philip
LONDON, Jawa Pos – British Academy of Film and Television Arts (BAFTA) Awards dilaksanakan dalam suasana duka. Acara yang digelar pada Sabtu dan Minggu (10-11/4) itu berlangsung hanya sehari setelah berpulangnya suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip. Pangeran William, presiden BAFTA sekaligus wakil keluarga Kerajaan Inggris, absen.
Host BAFTA Awards Clara Amfo pun menyatakan dukanya. Dia menjelaskan, bangsawan bergelar Duke of Edinburgh tersebut adalah presiden pertama BAFTA. Plus anggota kerajaan pertama yang menjabat gelar itu.
’’Dukungan Pangeran Philip dan Yang Mulia Ratu selama inilah yang membuat BAFTA, pergerakan amal terdepan di bidang seni, tetap berlanjut di masa sulit dan hingga sekarang, pada 2021,’’ ungkapnya, mewakili para anggota BAFTA. Organisasi yang didirikan pada 1960-an itu menggelar sesi in memoriam selama sejam untuk mengenang Pangeran Philip.
Dalam ajang penghargaan yang digelar di Royal Albert Hall, London, tersebut, Nomadland menyabet piala paling bergengsi: Film Terbaik. ProyekbesutanChloeZhaoitujugamemboyongpialaserupadiDirectors’ Guild Awards (DGA) 2021 yang berlangsung pada Sabtu (10/4).
Zhao menjadi sutradara nonkulit putih pertama yang memboyong piala tersebut. Kemenangannya berjarak 11 tahun dari Kathryn Bigelow, sutradara perempuan yang terakhir memboyong BAFTA. ’’Kurasa aku membuat guruku di Brighton College sangat bangga,’’ ucap sutradara berdarah Tionghoa-Amerika itu, mengenang masa sekolahnya di Inggris.
Kejutan muncul di kategori Aktor Terbaik. Anthony Hopkins mengalahkan mendiang Chadwick Boseman, kandidat terkuat yang memborong piala Aktor Terbaik di penghargaan-penghargaan sebelumnya. Menurut Scott Feinberg, kolumnis The Hollywood Reporter sekaligus anggota BAFTA, kemenangan itu tidak terlepas dari ’’tradisi’’ organisasi tersebut.
’’Mayoritas anggota BAFTA berkebangsaan Inggris. Jadi, kecenderungan memenangkan talenta putra bangsa bukan hal baru. Lagi pula, tak banyak aktor kulit berwarna yang berhasil menang di ajang itu,’’ paparnya.
Pengecualian itu hanya berlaku untuk Youn Yuh-jung, bintang Minari, yang memboyong piala Aktris Pendukung Terbaik. Dia menjadi aktris Korea pertama yang menang BAFTA sekaligus aktris Asia kedua yang berhasil memboyong piala BAFTA.
Yuh-jung menyampaikan pidato sambutannya dalam bahasa Inggris. Dalam sambutannya, dia menyebut setiap kemenangan bermakna. ’’Terutama piala ini. Sebab, ini menandakan bahwa aku diakui oleh orang Inggris yang dikenal sangat angkuh. Mereka menerimaku sebagai aktris yang baik, jadi aku merasa amat dihargai dan senang. Terima kasih BAFTA,’’ kata aktris 73 tahun tersebut.
Di kategori ’’lokal’,’ Promising Young Woman menang besar. Film itu menjadi Film Inggris Terbaik. Naskahnya juga dinobatkan menjadi yang terbaik. Emerald Fennell, sutradara sekaligus penulis naskah film tersebut, kaget. Di kalangan penonton Inggris, dia lebih dikenal sebagai aktris di serial BBC Call the Midwife dan The Crown.
’’Kemenangan ini untuk semua yang terlibat, yang menjadikan film ini seperti keripik yang enak dinikmati. Pengalaman syuting itu adalah yang terbaik dalam hidupku,’’ tutur Fennell.
BAFTA Awards menjadi ajang penghargaan perfilman dan pertelevisian pemungkas sebelum Oscars yang digelar tak sampai dua pekan lagi. BAFTA Awards tahun ini juga jauh berbeda dari tahun sebelumnya. BAFTA mulai ’’membuka mata’’ setelah tahun lalu dikritik keras karena hanya menyertakan cast kulit putih. Tahun ini, 16 di antara 24 nomine di kategori individu merupakan talenta nonkulit putih.