Sampling Tes Antigen, Semua Negatif
Hari Pertama UTBK SBMPTN
SURABAYA, Jawa Pos – Pelaksanaan ujian tulis berbasis komputer (UTBK) jalur seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) hari pertama di sejumlah kampus negeri di Surabaya relatif lancar kemarin (12/4). Ribuan peserta yang hadir harus melewati serangkaian protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Bahkan, di Universitas Airlangga (Unair), 30 peserta yang masuk sampling harus menjalani tes antigen sebelum UTBK dimulai.
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengatakan bahwa di Unair disiapkan tiga lokasi untuk pelaksanaan UTBK.
Dalam sehari, setidaknya ada 1.000 peserta yang mengikuti UTBK. Itu terbagi menjadi dua sesi. Lokasinya tersebar di kampus A, B, dan C.
Secara keseluruhan, lanjut dia, pelaksanaan UTBK hari pertama relatif lancar. Hanya ada dua peserta yang layarnya sama. Namun, selebihnya berbeda. Jadi, kesempatan untuk berbuat curang sangat minim.
’’Soal baru bisa dibuka dan diberi password satu jam sebelum pelaksanaan ujian. Kesempatan terjadi bocor soal juga sangat minim. Kalau ada bocoran soal, dipastikan bukan dari kita. Dan, itu bisa jadi hanya dibuat-buat oleh oknum,” ujarnya
Panitia juga memberikan penekanan kepada pengawas terkait larangan menyalin soal. Sebab, hal itu akan menimbulkan kegaduhan jika tersebar di media sosial. Meski, soal pada hari pertama tidak akan keluar di sesi-sesi berikutnya. ’’Kami sudah mengantisipasi agar tidak terjadi kecurangan. Dan, masyarakat diimbau tidak terpengaruh jika tersebar bocoran soal,” jelasnya.
Kemarin panitia UTBK Unair juga menggelar tes antigen secara sampling terhadap peserta ujian.
Total ada 30 peserta yang disampling tes antigen. Hasilnya, semua negatif. Tidak hanya itu, sehari sebelum UTBK dimulai, seluruh peserta juga wajib mengisi aplikasi untuk skrining Covid-19.
Sementara itu, di pusat UTBK Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), ujian juga berjalan lancar. Dalam sehari, ITS mengakomodasi 875 peserta. Mereka tersebar di lokasi ITS, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), dan IT Telkom Surabaya. ’’Total peserta yang mengikuti
UTBK di ITS sebanyak 9.230 orang,” kata Rektor ITS Prof Mochamad Ashari saat ditemui di lokasi UTBK kemarin.
Ashari mengatakan, ITS sudah mendapatkan rekomendasi dari satgas Pemkot Surabaya terkait dengan pelaksanaan UTBK dengan prokes yang ketat. Hingga kemarin, belum ditemukan peserta yang memiliki gejala Covid-19. ’’Kalau ada peserta yang demam dan batuk, mereka akan dilaporkan ke LTMPT dan tidak boleh masuk ke ruang ujian. Kami juga tidak menyediakan relokasi bagi peserta yang demam seperti tahun lalu,” ujarnya.
Berbeda dengan tahun lalu, ITS masih menyediakan relokasi pada gelombang II bagi peserta yang terpapar Covid-19 dan tidak bisa ikut pada gelombang I. ’’Tahun ini, kasus Covid-19 tidak separah tahun lalu. Jadi, mengikuti kebijakan LTMPT, kami akan melaporkan peserta jika ada yang mengarah pada Covid-19,” jelasnya.
Kemarin peserta UTBK mengikuti dua jenis materi ujian. Yakni, tes potensi skolastik (TPS) dan tes kemampuan akademik (TKA). ’’Hari ini untuk kelompok soshum dan saintek. Sementara, kelompok campuran Kamis nanti,” imbuhnya.
Di lain tempat, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), satu peserta gagal mengikuti ujian karena salah lokasi. Peserta itu berasal dari Pulau Bawean. Dia menumpang kapal hingga sampai di Gresik sekitar pukul 01.00.
Dia lantas pergi ke Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) untuk mengikuti ujian sesi I pada paginya. Sialnya, dia tidak langsung menanyakan ruang ujiannya kepada petugas. ’’Dia beristirahat dulu. Baru waktu mau jam ujian, dia bertanya ke panitia. Panitia bilang bahwa dia salah tempat,’’ ujar Kepala Humas Unesa Vinda Maya Setianingrum.
Pesertatersebutsegerabertolak keUnesa.Apadaya,diaterlambat satu jam. Panitia tak mengizinkannya memasuki ruang ujian. Pesertatersebutakhirnyapergike rumahtantenyadiManyaruntuk beristirahat.