Jawa Pos

Kinerja EksporImpo­r Membaik

Neraca Dagang Surplus 11 Bulan Beruntun

-

JAKARTA, Jawa Pos – Neraca dagang Indonesia pada Maret lalu kembali mencatatka­n surplus. Itu merupakan surplus berturut-turut yang ketiga sejak awal tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Maret, ekspor RI mencapai USD 18,35 miliar (sekitar Rp 268,10 triliun). Sementara itu, impor mencapai USD 16,79 miliar (sekitar Rp 245,28 triliun).

Karena capaian ekspor yang lebih besar daripada impor itu, neraca dagang Maret 2021 surplus USD 1,56 miliar (sekitar Rp 22,82 triliun). Jika dirunut sejak Mei 2020, neraca dagang telah mencatatka­n surplus selama 11 bulan berturut-turut.

”Surplus ini bagus sekali. Sangat impresif karena ekspor dan impornya naik. Ke depan kami berharap performa neraca dagang seperti ini bisa berulang,” ujar Kepala BPS Suhariyant­o kemarin (15/4).

Kinerja ekspor Maret 2021 tumbuh 30,47 persen year-on-year (YoY). Kenaikan tersebut didorong peningkata­n ekspor yang tinggi, baik dari sektor pertanian, industri, maupun tambang.

Sementara itu, kinerja impor Maret 2021 tumbuh 25,73 persen YoY. Realisasi tersebut di

dorong kenaikan impor barang konsumsi, barang penolong, dan barang modal.

Sementara itu, Kepala BPS Jawa Timur (Jatim) Dadang Hardiwan menyatakan bahwa kegiatan ekonomi Jatim hampir kembali ke kondisi normal. Maret lalu, nilai ekspor tercatat USD 2 miliar (sekitar Rp 29,22 triliun). Jika dibandingk­an pada bulan sebelumnya, kinerja ekspor tumbuh 17,94 persen. Selisih nilai ekspor Maret itu hanya 1,17 persen jika dibandingk­an dengan periode yang sama tahun lalu.

Dadang menyatakan, kenaikan ekspor disokong sektor nonmigas yang naik sebesar 22,45 persen secara monthto-month (MtM). Sementara itu, ekspor migas turun sebesar 16,9 persen.

”Jika dihitung secara yearon-year, ekspor migas justru naik 279 persen. Sedangkan ekspor nonmigas turun sebanyak 4,95 persen,” paparnya.

Secara kumulatif, ekspor Jatim selama kuartal I 2021 mencapai USD 5,24 miliar (sekitar Rp 76,58 triliun). Memang, nilai tersebut masih lebih rendah 9,22 persen daripada kuartal I 2020. Sebab, aktivitas ekonomi dua bulan pertama tahun lalu belum terpengaru­h pandemi.

Terpisah, ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana menuturkan bahwa indikator-indikator utama menunjukka­n tandatanda pemulihan yang semakin kuat. ”Kami merasa nyaman dengan prospek kinerja ekspor Indonesia selama tiga bulan di tengah pemulihan permintaan dan kondisi harga komoditas saat ini,” tandasnya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia