Jangkau Masyarakat Daerah Terpencil
PROGRAM tersebut terkait dengan pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesialistik. Terutama mendekatkan akses kepada masyarakat di daerah perbatasan, terpencil, maupun kepulauan. Pemprov Jatim melalui Dinkes Jatim pun berupaya memfasilitasi serta mengawal aksesibilitas dan kualitas pelayanan itu.
”Ini juga salah satu program Bu Gubernur Khofifah Indar Parawansa, yakni peningkatan pelayanan di koridor Madura dan kepulauan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr Herlin Ferliana MKes.
Dr Herlin menyatakan, Jatim memiliki sejumlah kepulauan yang masyarakatnya relatif sulit mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Salah satunya di Kepulauan Kangean. Berdasar standar Kemenkes, rasio kecukupan jumlah puskesmas adalah 1:30.000. Sementara itu, jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Arjasa, Kangayan, dan Sapeken total sebanyak 150.855 jiwa. Itu melebihi standar rasio jumlah penduduk dengan puskesmas.
Tim yang terdiri atas 43 orang dalam misi pelayanan kesehatan bergerak (PKB) terjun langsung ke RS Abuya, Kepulauan Kangean, pada 10–13 April. Sasarannya, pasien dari Puskesmas Arjasa, Puskesmas Kangayan, dan Puskesmas Sapeken. Tim itu merupakan tenaga kesehatan dan dokter spesialis dari beberapa rumah sakit di Jawa Timur. Di antaranya, RSUD dr Saiful Anwar, Malang; RSUD dr Soetomo, Surabaya; RSU M. Noer, Pamekasan; Rumah Sakit Mata Masyarakat; RS Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA); RSUD dr Moh. Anwar; Puskesmas Arjasa dan Puskesmas Kangayan; tim Dinkes Jatim; serta tim Dinkes Sumenep.
Kegiatan kemanusiaan itu mendapatkan apresiasi khusus dari dr Herlin. Dia mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan tenaga kesehatan yang menunaikan tugas tersebut. Kehadiran mereka melengkapi RS Abuya yang telah memiliki peralatan canggih dan gedung bagus. Kehadiran para dokter spesialis tentu akan memberikan arti berharga bagi masyarakat. Sebelumnya karena hanya ada dokter umum, pasien harus dikirim melewati laut lebih dulu jika ada tindakan-tindakan spesialistik.
Dr Herlin menyampaikan, Jatim yang luas tidak hanya terdiri atas daerah-daerah dengan akses kesehatan mudah. Ada pula tempat-tempat yang masyarakatnya perlu disentuh untuk bisa selamat dan tetap sehat. ”Ada saudara kita yang tinggal di kepulauan yang akses kesehatannya harus kita jaga. Namun, tidak mudah menjangkaunya, kecuali dengan tekad dan keikhlasan yang luar biasa untuk melayani dengan hati,” paparnya.
Pelayanan tim PKB selama di RS Abuya meliputi berbagai hal (baca grafis). Total pasien yang ditangani 753 orang. Tim dokter juga melakukan transfer knowledge antara dokter spesialis dan dokter umum untuk kasus-kasus operasi agar pasien dapat segera terselamatkan. Juga obgin kepada bidan-bidan. Transfer ilmu itu diharapkan dapat menangani tahap awal sebelum pasien dirujuk. Berbagai upaya itu menjadi usaha Dinkes Jatim agar seluruh masyarakat Jawa Timur mendapatkan layanan kesehatan yang dekat dan berkualitas.
Dr Herlin menyampaikan, tidak semua orang memiliki pengetahuan dan keterampilan. Untuk itulah dia mengharapkan keterlibatan para dokter untuk misi PKB selanjutnya. Targetnya, enam titik di Jatim dapat dijangkau dalam setahun ini. ”Alangkah mulianya apabila para dokter yang lain, terutama spesialis, berkenan hadir berbagi di sana. Kalau seperti itu, tentu akan luar biasa,” ungkapnya.
Pemerintah terus berupaya mendekatkan akses dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.”
Khofifah Indar Parawansa
Gubernur Jawa Timur
Pj Program Endang Nuraini ST MM menyampaikan bahwa tujuan utama program itu adalah memberikan beberapa pelayanan kepada masyarakat di daerah terpencil dan sangat terpencil yang selama ini tidak terjangkau. Program itu memiliki moto memberikan pelayanan kesehatan dengan cinta. Apalagi pada masa pandemi sulit mendapatkan tenaga spesialis. ”Tapi, alhamdulillah, kami dipertemukan dengan orang-orang yang berhati mulia,” ungkapnya.
Kedatangan tim PKB di Kepulauan Kangean bertepatan dengan beberapa pasien sectio caesarea (SC) yang harus segera mendapat penanganan. SC adalah persalinan dengan tindakan bedah Caesar. Sebanyak enam pasien SC akhirnya dapat ditangani. ”Karena ini juga termasuk berisiko tinggi. Kalau melihat bayi-bayi yang lahir, anak-anak Indonesia di Kepulauan Kangean itu luar biasa,” katanya.
Pentingnya kehadiran tim PKB itu juga diungkapkan salah seorang dokter spesialis yang menjadi anggota tim, dr M. Angga Noto Susanto Mukti SpB FINACS dari RSU M. Noer, Pamekasan. Dia menyebutkan bahwa hal terpenting adalah bisa sharing knowledge, keilmuan, dan pengalaman dengan para dokter umum dan perawat di Kepulauan Kangean. ”Senangnya, kami bisa berbagi pengalaman bagaimana menangani pasien di perawatan, menerima pasien di rawat darurat, mengolah pasien di kamar operasi,” jelasnya.
Selama mengemban misi kemanusiaan itu, dr Angga mengaku kerap melayani operasi sesuai bidangnya, yakni bedah umum. Di antaranya, hernia, lipoma dan ateroma, serta parotis. Ada pula kasus gawat darurat usus buntu dan hernia inkarserata. Dia berharap layanan di Kepulauan Kangean terus berlanjut. ”Juga akan menjadi kebanggaan bagi Jatim bahwa pelayanan kesehatan kita merata sampai tingkat kepulauan,” imbuhnya.
”Terima kasih Ibu Gubernur yang memfasilitasi layanan kesehatan bergerak ini. Juga tenaga kesehatan yang mendukung. Semoga pada layanan kesehatan berikutnya kita bisa berbuat lebih banyak untuk masyarakat yang aksesnya jauh dari faskes. Kami berharap dukungan dan keterlibatan semua pihak pada layanan kesehatan bergerak berikutnya.” dr Herlin Ferliana MKes Kepala Dinas Kesehatan Jatim