11 Penyandang Disabilitas Ikuti SBMPTN di Unesa
SURABAYA, Jawa Pos – Olivia Charis Kusuma tampak lega saat keluar dari ruang ujian tulis berbasis komputer (UTBK) kemarin (15/4). Dia bisa mengikuti seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) dengan lancar. Dia merasa bisa menjawab dengan baik semua soal yang terpampang pada layar komputer.
Alumnus SMAN 10 Surabaya itu hendak berkuliah di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Dia memilih program studi seni musik dan sastra Inggris. ’’Enggak ada kesulitan sih. Ya semoga lolos karena aku memang ingin kuliah di sini,’’ katanya.
Ujian yang dijalaninya di Kampus Unesa Lidah Wetan tersebut adalah sesi khusus peserta disabilitas. Ya, Olivia adalah penyandang disabilitas netra. Kemarin dia dan 10 peserta lainnya mengikuti UTBK SBMPTN di kampus tersebut.
Di antara 11 peserta disabilitas, lima orang merupakan penyandang disabilitas netra. Enam lainnya adalah penyandang disabilitas daksa
Peserta disabilitas daksa mengikuti ujian bersama peserta lain yang tidak difabel karena dinilai masih mampu menangkap materi dengan mata maupun pendengarannya. Sementara itu, peserta dengan disabilitas netra menjalani ujian dengan perangkat software khusus.
’’Teman-teman ini kami beri komputer dengan NVDA (non visual desktop access). Bacaan soal di komputer ini mereka tangkap dengan suara yang terdengar di headset. Jadi, mereka mendengar suara,’’ kata Acep Ovel Novari, dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) Unesa yang saat itu menjaga ruang ujian.
Kepala Humas Unesa Vinda Maya Setianingrum mengatakan, tahun ini peserta disabilitas UTBK SBMPTN hanya 11 orang. Jumlah itu turun dari tahun lalu yang mencapai 15 orang. Bahkan, pada tahuntahun sebelumnya, jumlahnya sampai puluhan orang.
’’Karena tahun ini kan ujian hanya diikuti mereka yang berada di Surabaya. Untuk Surabaya, terpusat di sini. Peserta yang di Malang misalnya, ujiannya di Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Negeri Malang (UM), tidak bisa di sini,’’ paparnya.
Pembatasan itu dilakukan untuk menekan persebaran Covid-19. Dengan begitu, setiap peserta disarankan untuk mengikuti ujian di lokasi terdekat dari domisilinya.