Vaksinasi ”Senjata” Guru sebelum Pembelajaran Tatap Muka
SURABAYA, Jawa Pos – Vaksinasi untuk tenaga pendidik terus dimasifkan. Bukan hanya di puskesmas, tetapi juga di fasilitas kesehatan (faskes) dengan daya tampung lebih banyak seperti rumah sakit. Misalnya, yang terlihat di Rumah Sakit Katolik St Vincentius a Paulo (RKZ) kemarin (15/4). Pihak rumah sakit membantu Dinkes Surabaya dengan melakukan vaksinasi kepada 175 tenaga pendidik dan staf dari sembilan SMA/SMK negeri di Surabaya.
”Besok (hari ini, Red) sasarannya adalah 160 orang dari enam sekolah. Untuk guru dan staf dari sekolah mana saja yang sudah ditentukan dinkes. Total, ada 335 orang dari 15 sekolah yang divaksin di RKZ,” terang Kabid Hospital Development and Relation RKZ dr Agung Kurniawan Saputra MARS.
Dia menyatakan, rencananya pemberian dosis pertama dilakukan dalam dua hari. ”Ada empat peserta yang batal divaksin karena tidak fit. Ada batuk dan meriang sehingga vaksinasi ditunda,” ujarnya.
Sementara itu, beberapa guru yang sudah divaksin merasa lebih tenang jika dibandingkan saat sebelum mendapatkan vaksin. Bagi mereka, vaksinasi merupakan salah satu ”senjata” untuk mempersiapkan diri menghadapi pembelajaran tatap muka yang menurut wacana dimulai pada Juli mendatang. ”Setelah divaksin, lebih tenang menghadapi pandemi. Tetapi, tetap menjaga prokes. Mudahmudahan, dari vaksin ini, imunitas langsung meningkat,” kata Kepala SMPN 1 Akhmat Suharto.
Dia menyebutkan, 70 guru dan karyawan di SMPN 1 sudah mengikuti vaksinasi. Hanya, 25 persennya masih menunggu dosis kedua.
Hal senada diungkapkan Kepala SMPN 22 Yulia Krisnawati. Dia menyatakan bahwa vaksin begitu penting artinya bagi guru. Selain diri sendiri, vaksin dapat melindungi siswa saat kegiatan tatap muka terbatas mulai diberlakukan. Kepercayaan orang tua juga bertambah untuk bisa mengizinkan anaknya belajar di sekolah. ”Setelah divaksin, sudah tidak ada perasaan cemas dan waswas. Namun, kami tetap harus berhati-hati serta melaksanakan prokes. Karena sudah divaksin, tak lantas kebal virus,” jelasnya.
Dia menyebutkan, di SMPN 22, sebanyak 65 persen guru sudah divaksin dua dosis. Sisanya masih menunggu pemberian vaksin dosis kedua.