Surat Edaran Bupati sebagai Acuan Teknis

SIDOARJO, Jawa Pos - Pemberian tunjangan hari raya (THR) keagamaan di Sidoarjo mengacu surat edaran menteri ketenagakerjaan RI nomor M/6/ HK.04/IV/2021. Surat edaran tersebut berisi tentang pelaksanaan pemberian THR keagamaan pada 2021 bagi pekerja/buruh di perusahaan.

Meskipun begitu, dalam waktu dekat, Pemkab Sidoarjo bakal memberikan surat edaran bupati sebagai acuan teknis. ”Surat edaran bupati Sidoarjo masih diproses,” terang Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sidoarjo Fenny Apridawati.

Namun, acuannya memang SE Menaker tersebut. Setelah perbup terbit, nanti disampaikan kepada para pengusaha.

Terkait dengan THR tahun ini, berdasar SE Menaker, ada sejumlah ketentuan. Di antaranya, THR diberikan kepada pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus-menerus atau lebih. THR juga diberikan kepada pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasar perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu. THR keagamaan wajib dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan.

Terkait besarannya, ada sejumlah ketentuan. Pertama, pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus-menerus atau lebih diberi sebesar satu bulan upah. Kedua, pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus-menerus, tapi kurang dari 12 bulan, diberi secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa kerja dibagi 12 dikalikan satu bulan upah.

Ketiga, pekerja atau buruh yang bekerja berdasar perjanjian kerja harian diberi upah satu bulan dihitung sebagai berikut. Pertama, untuk pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah satu bulan dihitung berdasar rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya. Kedua, bagi pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah satu bulan dihitung berdasar rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.